Surat Terbuka untuk FIDE : Saatnya Revolusi Kejuaraan Dunia

Surat Terbuka untuk FIDE : Saatnya Revolusi Kejuaraan Dunia

Ini adalah surat terbuka untuk FIDE, untuk menyelamatkan catur. Agar tetap menjadi permainan berkelas dan olahraga yang menyenangkan, dicintai semua orang.

Kejuaraan Dunia 2024 sudah berakhir. Dommaraju Gukesh yang berusia 18 tahun akhirnya menjadi juara dunia 2024.

Menjadi Juara dunia termuda dalam sejarah, memecahkan rekor Garry Kasparov yang bertahan sejak 1985. Saat itu Kasparov menjadi juara dunia saat berusia 22 tahun.

Dia mengalahkan Ding Liren, juara dunia tahun 2023. Lewat duel panjang 14 babak yang penuh drama.

Sayang, kepastian gelar juara dunia Dommaraju Gukesh datang dengan cara tak biasa. Blunder seperti seorang amatir.

Akibatnya, kualitas kejuaraan dunia 2024 langsung disorot. Menyaksikan Kejuaraan dunia seperti menonton sirkus.

Tak semestinya, kualitas pemain di kejuaraan dunia tak berbeda dengan seorang pemain yang baru belajar bermain catur.

Ini bukan tentang kewajaran seorang olahragawan melakukan kesalahan. Namun, tentang mempertanggungjawabkan kualitas dua pemain terbaik yang berada di posisi itu.

Memang jauh sebelum kejuaraan berlangsung, legenda hidup catur Garry Kasparov sudah menegaskan. Kejuaraan dunia 2024 tak layak disebut sebagai Kejuaraan dunia. Kejuaraan dunia seharusnya adalah pertarungan dua pemain terbaik di dunia.

Tak ada maksud mengecilkan kualitas Dommaraju Gukesh. Dia seorang anak ajaib yang sangat luar biasa. Dia menjadi pemain terbaik papan satu dalam dua olimpiade berturut-turut. Begitu hebat.

Namun, tak bisa dipungkiri. Bahkan dalam pengakuan Gukesh sendiri. Dia masih berbeda level dengan Magnus Carlsen, mantan juara dunia sekaligus pecatur dengan rating tertinggi.

Mari flashback ke turnamen kandidat 2023. Penentuan dua slot tersisa dalam turnamen kandidat, tampak tidak adil.

Ketika persaingan antara Dommaraju Gukesh dan Anish Giri atau Alireza Firouzja dan Wesley So.

Dommaraju Gukesh berhasil mendapat poin penting ketika mengikuti turnamen Chennai Grand Masters akhir tahun 2023 yang sengaja digelar di India.

Di sisi lain, Alireza Firouzja mendapatkan rating penting usai mengikuti turnamen kelas bawah untuk menyingkirkan Wesley So lewat jalur peringkat FIDE.

Pada turnamen kandidat 2024, Dommaraju Gukesh memang menjadi juaranya. Namun dia tidak mengalahkan nama-nama besar seperti Hikaru Nakamura, Fabiano Caruana dan Ian Nepomniachtchi.

Gukesh meraih kemenangan sekali atas Rameshbabu Praggnanandhaa (India), Vidit Santos Gujrathi (India) dan Alireza Firouzja. Dua kali atas Nijat Abasov. Tapi dia juga kalah sekali dari Alireza Firouzja.

Pada babak terakhir, bahkan terjadi drama menyedihkan ketika Ian Nepo dan Fabiano Caruana saling meminta maaf ketika harus mengakhiri pertandingan dengan remis. Itu berarti keduanya tak bisa menyamai poin Gukesh di klasemen akhir.

Pada kejuaraan dunia 2024, babak delapan menjadi bagian paling mewakili kualitas kedua pemain. Keunggulan pemain seperti roller coaster, saling berbalik namun berakhir remis.

Kejadian ini sering terlihat di format catur cepat atau kilat, bukan di format klasik.

Semua latar belakang itu, harusnya menjadi alasan FIDE untuk berbenah. Mengacu pada visi dan misi FIDE sendiri, untuk membuat lebih banyak orang mencintai catur. Sebagai olahraga, sains dan seni.

Sudah saatnya, FIDE mengikuti tren terbaru. Lakukan revolusi total. Jangan lagi terpaku format dari ratusan tahun lalu.

Kembalikan gelar juara dunia sebagai status yang begitu istimewa dan dihargai.

Mungkin sudah saatnya, pertarungan catur terbagi dalam empat kategori dengan perhitungan akumulasi. Seperti dalam Battle of Generations antara Pia Cramling vs Levy Rozman.

Bagi dalam babak catur klasik, catur cepat, catur kilat dan Fischer chess random. Tentunya dengan menentukan jumlah pertandingan yang paling pas.

Pun dengan turnamen kandidat. Tambah kuantitas pertandingan menjadi empat round robin. Dengan begitu, akan terlihat kualitas pecatur sesungguhnya.

Satukan kembali gelar juara dunia yang kini terbagi empat kategori.

Sejatinya, juara dunia itu hanya satu.

Alasannya, tentu merujuk pertanyaan paling mudah.

Dari empat juara dunia, Dommaraju Gukesh (klasik) Magnus Carlsen (Rapid and Blitz) dan Hikaru Nakamura (Fischer Chess Random) siapa yang terbaik? Siapa yang berada di posisi kedua?

Tak sulit untuk menjawabnya.

Ding Liren Merusak Kualitas Kejuaraan Dunia

FIDE, tolong kembalikan kejuaraan dunia, kembali menjadi ajang prestisius..

Bang Kipot

Pecinta Catur

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *