Ketua umum PSSI, Erick Thohir sepakat dengan Bung Towel untuk pecat STY karena tidak memiliki prestasi sama sekali. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya memecat pelatih Timnas Shin Tae-yong (STY), Senin (6/1/2025).
Erick Thohir menyebut sudah mendapat calon pelatih baru Timnas Indonesia yang akan menggantikan Shin Tae-yong.
“Kami sudah mendapat penggantinya, akan diumumkan tanggal 12 Januari. Saya akan undang semua media,” Kata Thohir di Jakarta, Senin (6/1/2025).
PSSI pecat STY bukanlah keputusan yang tiba-tiba. Pengurus PSSI sudah melakukan evaluasi menyeluruh Timnas Indonesia dengan pertimbangan matang.
Ketum PSSI juga dengan tegas mengatakan keputusan tersebut tak ada kaitan dengan tekanan para mafia sepakbola atau oknum Exco PSSI seperti rumor yang berseliweran. Dia mengaku tekanan lebih berat datang ketika ingin merevolusi Liga 1.
Erick bahkan membuka kondisi internal timnas yang sempat bergejolak saat menghadapi China di kualifikasi Piala Dunia 2026, Selasa (15/11/2024). Sejak saat itu, PSSI sepertinya tinggal menunggu momen yang tepat untuk menendang Opa Korea tersebut.
Kegagalan di Piala AFF 2024 juga tampaknya menjadi penyulut yang sempurna. STY beralasan, para pemain kelelahan karena jadwal yang tidak adil adalah faktor utama Indonesia gagal lolos ke semifinal.
Erick Thohir sempat merespon tegas pernyataan STY tersebut. Erick menyebut, setiap tim harusnya siap dengan jadwal apapun ketika turun dalam sebuah turnamen. Bukan mencari alasan.
Sebagian publik sepakbola Indonesia sepakat, meskipun tahun 2024 melaju jauh ke putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026, ajang AFF tetap lebih prestisius untuk menjaga martabat bangsa.
Piala AFF 2024, sebenarnya menjadi ajang sempurna untuk memproklamirkan diri menjadi raja Asia Tenggara. Namun, STY lebih memilih menurunkan pemain muda dengan dalih memberikan pengalaman.
Bayangkan, selama keikutsertaan Indonesia di Piala AFF, Indonesia enam kali menjadi runner up. Tidak pernah juara.
Bandingkan dengan Thailand yang tujuh kali juara, Singapura empat kali juara, Vietnam tiga kali juara dan Malaysia satu kali juara.
Indonesia sederajat dengan Brunei Darussalam, Kamboja, Laos dan Timor Leste dengan nol gelar juara.
Satu lagi, faktor kenapa PSSI pecat STY karena faktor komunikasi. Lima tahun berada di Indonesia, hingga saat ini STY belum fasih berbahasa Indonesia.
Sekadar informasi, Shin Tae-yong sudah melatih Timnas Indonesia sejak 2020, namun tidak ada satupun prestasi juara datang dari tangan pelatih Korea Selatan ini.
Selama melatih Timnas Indonesia, prestasi membanggakan STY hanyalah mengantarkan Timnas lolos ke 16 besar Piala Asia, dan membawa Timnas Indonesia U-23 jadi semifinalis Piala Asia 2024.
Meski begitu, publik sepakbola harus mengakui, pelatih berusia 54 tahun itu mampu menaikkan peringkat FIFA Indonesia dari 174 menjadi 127 dunia.
Gaung pemecatan STY sudah berhembus sejak lama, suara lantang datang dari pemerhati dan komentator sepakbola, Tonny Welly alias Bung Towel.
Bung Towel kerap memprotes taktik dan susunan pemain Timnas saat melakoni pertandingan. Dia menilai STY tak serius ingin menang.
Towel hanya memberikan skor 6,5 untuk kinerja STY selama menukangi Timnas Indonesia, karena hanya mengandalkan pemain naturalisasi.
Bahkan, pada November 2024, Towel sempat menyebut PSSI harus melakukan evaluasi kinerja STY bila ingin lolos piala dunia.
Kalau ingin menjaga peluang lolos, Towel menyebut peluang Timnas meraih tujuh poin cukup terbuka.
“Namun, pertanyaannya, bagaimana meraih tujuh poin? Kuncinya ialah evaluasi besar-besaran dan Ketum PSSI lah yang menjadi kunci,” ujar Towel.
Kritikan terhadap STY juga pernah datang dari anggota DPR RI, karena STY lebih mengutamakan pemain naturalisasi ketimbang pemain lokal.
Anggota Komisi X DPR RI, I Nyoman Parta, melayangkan kritik program naturalisasi pemain dengan menyebut STY hanya mencari gampang tanpa mau membangun sepakbola Indonesia.
“Dalam lima tahun ini, sudah berapa pemain yang kita naturalisasi? Masa dari 280 juta penduduk Indonesia kita tidak bisa menemukan pemain-pemain sepakbola berbakat?” kata Parta.
Anggota Komisi X DPR RI Partai Demokrat, Anita Jacob Gah juga tidak setuju dengan Timnas yang melakukan naturalisasi terus-menerus.
“Saya harap ini menjadi yang terakhir, karena kita tidak kekurangan atlet. Kami di NTT memiliki banyak atlet potensial,” kritik Anita dengan tegas.
Memang, sudah saatnya Timnas Indonesia berhenti mencari pemain dari luar melalui program naturalisasi, saatnya kembali mengandalkan pemain asli dalam negeri.
Jadwal Lengkap MotoGP 2025, Termasuk di Sirkuit Mandalika
Terima kasih coach Shin Tae-yong atas jasa-jasanya selama ini. Selamat datang coach baru.(oka)