GM Ju Wenjun kembali menjadi juara dunia catur wanita, Sabtu (22/7/2023) usai menjinakkan lawannya GM Lei Tingjie yang juga berasal dari China.
Kepastian Ju Wenjun menjadi ratu catur dunia untuk keempat kalinya, terjadi di babak terakhir dari 12 game yang mereka mainkan. Partai kali ini menjadi klimaks sekaligus menghadirkan banyak momen, berbeda dengan kebanyakan partai membosankan yang berakhir remis.
Sebelumnya Lei Tingjie unggul dalam partai ke-5. Ju Wenjun baru bisa menyamakan kedudukan di partai ke-8. Kecuali dua babak itu, keduanya selalu bermain remis.
Hingga tiba partai terakhir, Ju Wenjun memegang buah putih dengan pembukaan d4. Tingjie mencoba peruntungan dengan pertahanan gambit menteri terbalik.
Pada langkah 15, Tingjie membuat kesalahan dengan pion c4. Beruntung bagi Tingjie, Wenjun tak bisa menemukan langkah terbaik untuk menghukumnya. Wenjun bahkan berbalik membuat blunder ketika memakan kuda f6 dengan gajahnya.
Sama, Tingjie tak bisa memanfaatkannya. Keadaan akhirnya kembali seimbang ketika terjadi pertukaran menteri dengan dua benteng melawan benteng plus dua kuda.
Namun, langkah e4 Tingjie untuk mengusir kuda Wenjun menjadi awal malapetaka. Dia harus kehilangan pion dan tak kuasa mencegah Wenjun menata langkah demi langkah untuk mengawal pion promosi.
Sekadar informasi, Tingjie menjadi penantang Wenjun setelah mengalahkan mantan juara dunia GM Tan Zhongyi.
Hal ini menegaskan kehebatan pecatur putri China menjadi pemegang mahkota ratu catur dunia. Sejak tahun 2016, berturut turut Hou Yifan (2016), Tan Zhongyi (2017) dan Ju Wenjun (2018-2022) tak sudi membiarkan gelar ratu catur beralih ke negara lain.
Hou Yifan sendiri hingga kini masih berstatus pecatur wanita nomor satu dunia atau berperingkat FIDE paling tinggi (2628). Rating tertingginya pada Maret 2015 bahkan menembus 2686.
Yifan kehilangan mahkota juara dunia catur putri bukan karena kalah dalam duel juara dunia, melainkan sengaja menanggalkkannya karena berseteru dengan FIDE.
Sebagian pengamat catur menyetarakan kemampuan Yifan dengan pecatur wanita terbaik sepanjang masa, Judit Polgar. Bahkan dalam satu-satunya pertemuan keduanya pada tahun 2012, Yifan mengalahkan Polgar.
Yifan menjadi juara dunia putri empat kali yakni pada tahun 2010, 2011, 2013 dan 2016 sama seperti legenda catur China lain, Xie Jun (1991, 1993, 1999, 2000).
Sepeninggal Yifan yang kini tinggal sesekali bermain, China tetap menunjukkan hegemoni di catur wanita menggeser dominasi Rusia. Muncul pecatur wanita seperti Tan Zhongyi, Ju Wenjun, Lei Tingjie dan Zhu Jiner.
Belum lagi pecatur muda seperti Ning Kaiyu, Song Yuxin bahkan Lu Miaoyi. Mereka semua menapak jejak para legenda seperti Yifan, Ruan Lufei, Xu Yuhua, Zhu Chen, Qin Kanying dan Xie Jun.
Catur wanita penuh dengan nama-nama legenda asal Uni Soviet/Rusia. Sebut saja Nona Gaprindashvili (Juara dunia 5 kali), Maia Chiburdanidze (Juara dunia 5 kali) dan Elisaveta Bykova (Juara dunia 3 kali). Selain ketiganya, ada nama pecatur wanita Rusia seperti Lyudmila Rudenko, Olga Rubtsova, dan Alexandra Kosteniuk yang pernah menjadi juara dunia.
Baca: Daftar Juara Dunia Catur Putri, China Geser Dominasi Rusia
Namun, dunia catur juga tak akan melupakan kehebatan Polgar bersaudara (Susan, Sofia dan Judit) asal Hongaria. Judit sampai sekarang menjadi satu-satunya pecatur wanita yang mencapai rating FIDE di atas 2700 yakni 2735. (BangKipot).
Tidak ada komentar