Pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, satu nama dari Sulawesi Utara mencuri perhatian nasional: Bianca Alessia Christabella Lantang. Siswi SMA Lentera Harapan Tomohon ini dipercaya sebagai pemegang baki duplikat bendera Merah Putih dalam upacara kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, pada 17 Agustus 2025. Penunjukan ini bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga menjadi kebanggaan besar bagi masyarakat Sulawesi Utara, khususnya Kota Tomohon.
Dari Kota Sejuk ke Panggung Nasional
Bianca lahir pada 28 Februari 2009 dari pasangan Fransiskus Ferdinand Lantang dan Fike Felda Rondonuwu. Sejak kecil, ia dikenal sebagai pribadi disiplin, aktif, dan memiliki semangat belajar tinggi. Di sekolah, Bianca tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti tari tradisional, olahraga voli, dan public speaking. Ia juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan memiliki kepedulian sosial tinggi.
Proses seleksi Paskibraka dimulai dari tingkat kota, lalu provinsi, hingga akhirnya nasional. Bianca berhasil melewati setiap tahap dengan ketekunan dan semangat juang luar biasa. Dalam seleksi tingkat nasional, ia menunjukkan performa yang konsisten, baik dalam baris-berbaris, kedisiplinan, maupun wawasan kebangsaan. Penunjukan sebagai pemegang baki bukanlah hasil keberuntungan, melainkan buah dari kerja keras dan dedikasi yang ia tunjukkan sejak awal.
Simbol Harapan dari Timur Indonesia
Penunjukan Bianca sebagai pembawa baki memiliki makna simbolis yang kuat. Dalam 10 tahun terakhir, belum ada wakil Sulawesi Utara yang mendapat kehormatan serupa. Kehadiran Bianca di Istana Merdeka menjadi representasi bahwa anak-anak dari daerah, termasuk dari wilayah timur Indonesia, memiliki potensi besar untuk tampil di panggung nasional.
Tugas membawa baki bukan sekadar seremoni. Ia adalah simbol kepercayaan negara kepada generasi muda untuk menjaga dan meneruskan nilai-nilai kebangsaan.Bianca membawa duplikat bendera Merah Putih dan berdiri tegak di hadapan Presiden serta seluruh rakyat Indonesia dalam momen sakral upacara. Dengan langkah mantap dan ekspresi penuh khidmat, ia menjalankan tugasnya dengan sempurna.
Cita-Cita dan Harapan
Di balik prestasi gemilangnya, Bianca tetap rendah hati. Dalam beberapa wawancara, ia menyebutkan bahwa cita-citanya cukup beragam: menjadi PNS, psikolog, pengusaha, atau bahkan polwan. Ia ingin berkontribusi bagi masyarakat dan membangun masa depan yang lebih baik, baik untuk dirinya maupun daerah asalnya.
Bianca juga berharap agar pengalamannya bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda di Sulawesi Utara dan seluruh Indonesia. Ia percaya bahwa dengan disiplin, kerja keras, dan semangat pantang menyerah, siapa pun bisa meraih mimpi besar. Ia juga mengajak generasi muda untuk lebih mencintai Indonesia, memahami sejarah, dan menjaga persatuan dalam keberagaman.
Dukungan dan Apresiasi
Prestasi Bianca mendapat apresiasi luas dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, sekolah, hingga masyarakat umum. Wali Kota Tomohon dan Gubernur Sulawesi Utara menyampaikan ucapan selamat dan rasa bangga atas pencapaian tersebut. Media lokal dan nasional pun ramai memberitakan momen bersejarah ini.
SMA Lentera Harapan Tomohon, tempat Bianca menimba ilmu, juga merasa bangga atas kontribusi siswinya di tingkat nasional. Kepala sekolah menyebut Bianca sebagai contoh nyata dari pendidikan karakter yang berhasil membentuk generasi muda berintegritas dan berprestasi.
Penutup
Bianca Lantang bukan hanya pembawa baki. Ia adalah simbol harapan, semangat, dan kebanggaan Sulawesi Utara. Di tengah tantangan zaman, kisahnya menjadi pengingat bahwa Indonesia memiliki generasi muda yang siap menjaga Merah Putih tetap berkibar dengan gagah. Bianca menorehkan sejarah dari Tomohon untuk Indonesia, dan generasi mendatang akan terus mengenang pencapaiannya.