Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus, bersama Wagub Victor Mailangkay, menargetkan pertumbuhan ekonomi 7 persen pada akhir 2025.
Transformasi ekonomi menjadi fokus utama, dengan perhatian khusus pada sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan.
Strategi ini akan menyasar semua wilayah Sulawesi Utara, mulai dari wilayah daratan hingga daerah kepulauan terpencil.
Gubernur Yulius Selvanus bersama Wakil Gubernur Victor Mailangkay menyampaikan bahwa program ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan komitmen memperkuat seluruh potensi daerah secara merata.
Dalam arahan gubernur, Sulut akan mengoptimalkan semua sektor unggulan seperti pertanian, perikanan, kelautan, pariwisata, dan inovasi teknologi.

Harapannya dapat memicu pertumbuhan yang tidak hanya terjadi di pusat kota, tetapi juga merambah ke pulau-pulau terluar dan wilayah pedesaan.
Selain memperbesar cakupan produksi dan ekspor, strategi pemerataan juga mencakup peningkatan kualitas infrastruktur, konektivitas, serta akses layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.
Yulius Selvanus menegaskan bahwa sektor pertanian dan kelautan akan menjadi tulang punggung pencapaian target ekonomi. Misalnya, program cetak sawah serta rehabilitasi lahan akan diperluas hingga ribuan hektare.
Pada sektor perikanan dan pariwisata mendapat perhatian khusus karena potensi ekspor serta nilai tambah yang tinggi.
Pemprov Sulut berencana memperluas lahan sawah dari 43 ribu menjadi 59 ribu hektare. Ekspor komoditas unggulan seperti kelapa, pala, cengkeh, tuna, dan cakalang diharapkan mendorong perekonomian.
Infrastruktur seperti gudang pendingin, pelabuhan dan akses digital untuk UMKM juga akan diperkuat.

Dengan sinergitas antara pihak pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Sulut berambisi memaksimalkan semua potensi lokalnya.
Salah satu poin penting dalam visi ini adalah pemerataan antardesa, kecamatan, dan pulau-kelompok kepulauan.
Pemerintah provinsi menyadari bahwa meskipun Sulut memiliki keunggulan, masih terdapat kawasan yang tertinggal dalam akses listrik, telekomunikasi, dan transportasi.
Dengan demikian, program pembangunan arah timur ini menitikberatkan pada konektivitas (darat-laut-udara), digitalisasi, serta inklusi sosial ekonomi agar setiap warga merasakan manfaat pertumbuhan.
Wakil Gubernur Victor Mailangkay menegaskan bahwa pemerintah harus menjaga kesiapan sumber daya manusia, serta memperkuat regulasi yang mendukung investasi.
“Kita perkuat regulasinya dan memastikan keberlanjutan lingkungan agar pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen tidak hanya berlangsung cepat, tetapi juga berkualitas dan adil.”
“Pembangunan harus merata, dari daratan hingga kepulauan, agar semua masyarakat merasakan manfaatnya,” ujar Wagub Mailangkay.
Tantangan seperti kualitas infrastruktur dan literasi digital tetap menjadi fokus untuk memastikan transformasi ekonomi berjalan berkelanjutan.

Dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan menjadi kunci, termasuk penyederhanaan izin investasi, penguatan BUMD/BLUD, serta mendorong koperasi dan UMKM lokal agar naik kelas dan menjadi bagian dari rantai ekonomi yang lebih besar.
