Sepakbola Indonesia tak pernah kehabisan bibit potensial untuk mengharumkan nama bangsa di kancah sepakbola Internasional. Banyak pemain muda asal Indonesia yang kini memiliki masa depan cerah, salah satunya Michael Soeoth.
Kini kita berkenalan dengan Michael Soeoth pesepakbola belia asal Sulawesi Utara yang kini bermain di New Zealand. Remaja kelahiran Manado 1 Juni 2007 mengaku bermain sepakbola adalah hobinya sejak kecil.
“Papa saya bernama Billy Soeoth dari Tondano, mama saya Sandra Tuju asal Langowan. Keduanya sangat mendukung hobi saya bermain sepakbola sedari kecil,” katanya.
Untuk posisi utama, Michael memilih kini fokus untuk menjadi bek kiri handal. Dia terinspirasi dari legenda asal Italia, Paolo Maldini dan bek kiri fenomenal asal Brazil, Roberto Carlos.
“Bek kiri adalah posisi yang mengharuskan kita untuk bertahan dan menyerang sama baiknya. Sering sekali posisi ini menjadi gelandang jangkar atau libero ketika bertahan. Namun ketika menyerang bek kiri harus bisa penetrasi atau menjadi penyuplai bola yang baik bagi striker,” tambahnya.
Saat ini Michael tercatat bermain untuk tim akademi bola sekolah One Tree Hill Football Acadamy di New Zealand. Dia mengaku sudah collab dengan Indobloodtalent, Southeastasiantalent, pemainketurunan, halfbloodindonesia dan Abroadnesia di Instagram.
“Saya senang mendapat pelatihan dari nama-nama hebat seperti Dylan Manickum (pemain dan pelatih untuk Auckland City FC), Ben Fletcher, Manajer Pengembangan Sepak Bola dan Pelatih Tim Utama untuk Ellerslie AFC. Ada juga latihan dari Adam Thomas dan Francis de Vries (pemain nasional Selandia Baru),” jelasnya.
Prestasi Michael Soeoth sejauh ini juga cukup mentereng di usia belianya. Dia sudah bermain di klub Ellerslie AFC U-14, klub sepak bola di Auckland di tahun 2021
“Waktu itu saya menjadi top goalscorer. Saya juga memenangkan 14B East pada tahun 2022 dengan tim akademi sepak bola sekolah saya di College sport Auckland tournament,” tambahnya.
Namun, Michael mengaku ingin terus belajar dan latihan untuk mengembangkan kemampuannya. Mimpinya tentu saja adalah masuk timnas Indonesia.
“Saya tetap mencintai Indonesia. Tak ada kebanggaan lain sebagai pesepakbola Indonesia selain mengenakan jersey merah putih berlogo Garuda di dada dan menyanyikan Indonesia raya sebelum pertandingan,” katanya.
Satu hal yang sangat dia rindukan di Indonesia adalah bermain sepakbola bersama teman-teman di kampung halamannya, Langowan.
“Sebelum ke New Zealand enam tahun lalu, saya selalu bermain sepakbola bersama teman-teman sepulang sekolah. Waktu itu saya tinggal dengan oma dan opa, Yet Malonda dan Frans Tuju di Langowan Minahasa Sulawesi Utara,” jelasnya.
Opa Mangindaan, Legenda Sepakbola Pendiri PSSI
Michael Soeoth juga menitipkan salam untuk semua teman, masyarakat Sulawesi Utara dan Indonesia. Dia mohon dukungan dan doanya, agar pengalamannya kelak bisa membawanya menjadi salah satu penggwa timnas dan mengharumkan nama Indonesia. (fgt).
Tidak ada komentar