Keberadaan Pasar Mangga Dua Jakarta menjadi perhatian dunia setelah pemerintah AS memberi cap pusat barang bajakan.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan Pasar kebanggaan warga Jakarta ini sebagai pasar daftar hitam terbesar di Asia Pasifik.
Amerika menyebut pedagang yang berjualan di ITC Mangga Dua menjual barang dengan merek-merek terkenal tapi tidak asli alias KW.
Sorotan pemerintah AS melalui rilis Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), dalam laporan 2025 National Trade Estimate (NTE).
Laporan tersebut menyebut AS menilai pembajakan hak cipta dan pemalsuan merek (KW) masih menjadi masalah serius bangsa Indonesia.
Masalah barang bajakan terbanyak terjadi melalui online dan juga banyak tersedia di pasar ITC Mangga Dua Jakarta.
Laporan itu juga menyoroti lemahnya penegakan hukum di Indonesia, yang menjadi alasan utama mengapa barang bajakan masih bebas beredar.
Pemerintah Donald Trump pun meminta Indonesia untuk lebih serius dan memperkuat kerja sama antara lembaga penegak hukum dan kementerian terkait, agar masalah ini bisa ditangani lebih baik.
AS juga menyebut perlunya perlindungan terhadap data uji, untuk mengeluarjan izin edar produk obat-obatan dan bahan kimia pertanian.
Pengamat gaya hidup, Sonny Muchlison mengatakan penggunaan barang kw bukan hanya terjadi di Indonesia tapi seluruh Asia Pasifik.
“Kalau orang pakai barang kw bagi mereka tak masalah, asal bisa terlihat naik kelas,” kata Sonny, Minggu (27/4/2025).
Menurutnya, saat ini barang kw dan barang asli hampir tak ada beda, apalagi kalau terlihat dari jauh tidak ada perbedaannya.
“Jadi gengsinya lebih tinggi, karena sekarang banyak barang kw yang mirip aslinya dan murah,” ujarnya.
Sementara itu, walau menjadi sorotan AS para pedagang ITC Mangga Dua tak ambil pusing dan tetap berjualan seperti biasa.
Para pedagang tetap berjualan barang mereka walaupun ternyata itu memang bajakan alias kw.
Fong Ni Awi salah satu pedagang ITC Mangga Dua mengatakan barang miliknya tetap menjadi favorit walaupun barangnya bukan asli.
“Tak masalah saya jual barang kw asalkan harganya pas dan orang mau beli, saya juga tak masalah,” kata Awi.
Menurutnya, barang kw masih menjadi incaran pembeli karena memiliki harga yang terjangkau dari barang asli.
“Saya juga berjualan sesuai modal yang ada, kalau memang bisanya saya sedia barang kw yah tidak masalah, toh pembeli juga suka,” tambahnya.
Terpisah, penjual lainnya Nia Gusman menyebut harga yang terjangkau lebih menjadi perhatian pembeli.
“Pembeli juga tak terlalu pusing dengan asli atau kw, yang penting mereka merasa nyaman saat pakai,” tutur Nia.
Dengan model dan warna yang nyaris sama dengan barang asli, barang jualannya tetap laris manis.(eva)
Tidak ada komentar