Hasil Kunjungan Prabowo ke China: Dapat Angpao Rp157 Triliun

Hasil Kunjungan Prabowo ke China: Dapat Angpao Rp157 Triliun

Presiden Indonesia Prabowo Subianto sudah memulai rangkaian lawatan pertamanya ke luar negeri sejak (8/11/2024).  Negara pertama yang dituju adalah China. Hasil Kunjungan Prabowo ke China, dapat Angpao Rp157 Triliun.

Selama 3 hari, Prabowo melakukan sejumlah pertemuan penting bersama Presiden China Xi Jinping, dan Perdana Menteri China Li Qiang.

Pertemuan Prabowo dengan pemimpin negeri tirai bambu ini guna memperkuat kerjasama kedua negara yang sudah terjalin selama ini.

Saat bertemu Perdana Menteri China Li Qiang, Presiden Prabowo membahas kerjasama lintas sektor seperti, pendidikan, investasi dan pemberantasan kemiskinan.

Menteri Investasi Rosan Roeslani yang mendampingi Prabowo menyebut kegiatan Indonesia-China Business Forum (ICBF), berhasil menghadirkan ratusan pengusaha asal China.

“ICBF ini  terlaksana atas kerjasama antara KADIN Indonesia Komite Tiongkok dan Kedutaan Besar Indonesia untuk China. Kegiatan ini menghadirkan ratusan pengusaha asal Tiongkok dan Indonesia yang berhasil mencapai kesepakatan investasi berkelanjutan dan hilirisasi,” kata Roeslani.

Pertemuan ini lanjut Roeslani, lebih mempererat hubungan Indonesia dan China khususnya pada bidang investasi.

“Kegiatan ini mempertemukan langsung pengusaha China dan Indonesia, dan menghasilkan kerja sama investasi seperti manufaktur, kesehatan, bioteknologi, ketahanan pangan, keuangan hingga energi terbarukan,” tuturnya.

Dari pertemuan ini, China berhasil melakukan kerja sama dengan pengusaha dalam negeri yang mencapai Rp157 triliun.

“Dari berbagai kerja sama ini menghasilkan investasi sejumlah Rp157 triliun,” tambah Roeslani melalui siaran pers kepada media.

Siap-Siap, 2025 Iuran BPJS Kesehatan Naik

Pemerintah optimis investasi China ke Indonesia akan terus meningkat, sehingga target kesejahteraan masyarakat Indonesia bisa terwujud dengan cepat.

Berikut investasi China di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahu (tahun 2019-2024)

  1. Industri Logam Dasar, 14,39 miliar Dolar AS (42 persen)
  2. Telekomunikasi, Transportasi dan Pergudangan, 7,99 miliar Dolar AS (23 persen)
  3. Industri Farmasi dan Kimia, 3,19 miliar Dolar AS (9 persen)
  4. Gas, Listrik dan Air, 2,70 miliar Dolar AS (8 persen)
  5. Kawasan Industri, Perkantora dan Perumahan, 2,21 miliar Dolar AS (6 persen)
  6. Industri Pengolahan Mineral Non – Metal, 786 juta Dolar AS (2 persen)
  7. Industri Mesin, Elektronik, Peralatan Medis dan Industri Presisi, 377 juta Dolar AS (1 persen)
  8. Industri Tekstil, 351 juta Dolar AS (1 persen)
  9. Perdagangan dan Reparasi, 390 juta Dolar AS (1 persen)
  10. Pertambangan, 296 juta Dolar AS (0,9 persen).

(oka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *