Awal tahun ini Presiden Prabowo Subianto akan resmikan enam proyek bendungan yang pengerjaannya telah selesai. Dua bendungan berada di Aceh.
Menteri PU, Dody Hanggodo menyebut sebagai salah satu infrastruktur terpenting sumber daya air, pembangunan bendungan akan mendukung swasembada pangan.
“Bendungan sebagai infrastruktur sumber daya air sangat penting dalam mewujudkan swasembada pangan yang menjadi visi Presiden Prabowo,” kata Hanggodo, Kamis (9/1/2025).
Dengan selesainya proyek enam bendungan ini, Hanggodo memastikan air bisa langsung masuk ke irigasi primer, sekunder, dan mengalir langsung ke sawah-sawah.
Hanggodo berharap bendungan bisa memberikan manfaat besar bagi rakyat terutama kepada petani-petani.
“Menghabiskan dana yang besar, semoga bendungan bisa memberikan manfaat yang banyak buat para petani,” ucapnya.
Bendungan Rukoh
Bendungan Rukoh memiliki kapasitas tampung hingga 128 juta m³, yang berada di Kabupaten Pidie, Aceh. Ini akan mengairi area irigasi seluas 11.950 ha, dengan pola tanam padi-padi-palawija dan intensitas tanam 300 persen.
Bendungan ini dapat mengurangi potensi banjir hingga 89,62 persen, serta potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 140 MW, dan mampu menyediakan air baku sebesar 0,90 m³/detik.
Proyek pembanguan Bendungan Rukoh dimulai pada 2018 hingga 2024 dengan menelan biaya APBN Rp1,7 triliun.
Bendungan Keureuto terletak di Kabupaten Aceh Utara. Pembangunan bendungan dimulai tahun 2016-2024 dengan anggaran APBN sebesar Rp2,73 triliun.
Dengan kapasitas tampung 216 juta m³, mampu mengairi 9.455 Ha lahan irigasi dan menyuplai air baku 0,5 m³/detik untuk 5 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara.
Bendungan ini juga mampu dapat menghasilkan tegangan listrik sebesar 6,34 MW, dan mengurai banjir hingga 30 persen di wilayah Aceh Utara.
Bendungan Sidan
Proses pengerjaan sejak tahun 2018 hingga 2024 dengan anggaran Rp1,8 triliun, Bendungan Sidan yang terletak di Bali ini memiliki kapasitas tampung 5,76 Juta m³.
Mampu menghasilkan listrik tenaga mikrohidro dengan kapasitas sebesar 0,65 MW, dan memiliki manfaat untuk air baku 1,75 m³/detik.
Bendungan Marangkayu
Selanjutnya, Bendungan Marangkayu yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Pembangunan bendungan ini pada 2023-2024 dengan anggaran Rp191,26 miliar, memiliki kapasitas tampung 12,3 juta m³.
Bangunan ini memiliki manfaat untuk irigasi 1.500 ha, air baku 0,45 m³/detik dan juga memiliki potensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 135 kWh.
Bendungan Meninting
Bendungan kelima yang siap diresmikan adalah Bendungan Meninting di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Memiliki kapasitas tampung 12 juta m³, bendungan ini memiliki manfaat irigasi 1.559 ha, air baku 0,15 m³/detik dan potensi listrik 0,8 MW.
Pemerintah menghabiskan anggaran sebesar Rp1,4 triliun untuk melakukan pembanguanan selama lima tahun, mulai 2019 hingga 2024.
Bendungan Jlantah
Terakhir adalah Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dengan kapasitas tampung sebanyak 10,97 juta m³.
Bendungan ini memiliki manfaat untuk irigasi seluas 1.494 ha, reduksi banjir 87 ha, air baku 0,1 m³/detik. Sementara itu potensi listrik 0,6 MW.
Lelang Surat Utang Negara, Pemerintah Cuan Rp26,2 Triliun
Pengerjaan pembangunan bendungan ini berlangsung pada 2019-2024 dengan anggaran Rp 1,02 triliun. (eva)
Tidak ada komentar