Pemerintah Impor Beras 3,6 Juta Ton Tahun 2024

admin
23 Nov 2024 11:51
Berita 0 370
2 menit membaca

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejak Januari hingga Oktober 2024, pemerintah impor beras sebanyak 3,48 juta ton dengan niali US$2,15 miliar.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyebut, ini merupakan angka kumulatif sejak awal tahun sampai Oktober 2024.

“Jadi 3,48 juta ton adalah angka kumulatif masuknya bahan pangan terhitung Januari sampai Oktober 2024,” kata Amalia, Jumat (15/11/2024).

Amalia menjelaskan, impor beras masuk dari tiga negara yaitu Thailand, Vietnam, dan Myanmar namun tidak ada rincian jumlah impor dari masing-masing negara.

“Beras masuknya dari Thailand, Vietnam, dan Myanmar dengan total nilai 2,15 miliar dolar Amerika,” ujarnya.

Vietnam, dan Myanmar. Namun, Amalia tidak merinci berapa nilai importasi beras dari masing-masing negara tersebut.

Sementara itu, Kadiv Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Epi Sulandari menyebut sudah impor beras sebesar 3,55 Juta ton.

“Pengadaan impor secara nasional sampai 17 November 2024, 3.559.793 ton. Dari total kontrak, yang sudah masuk gudang kita 3.034.785 ton untuk cadangan beras,” kata dia dalam rapat inflasi daerah,  melansir YouTube Kemendagri RI, Senin (18/11/2024).

Sekadar informasi, kuota impor beras untuk tahun 2024 adalah sebesar 3,6 juta ton.

Terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menyebut Indonesia tidak akan lagi melakukan impor beras tahun 2025.

Alsannya sederhana, karena semua pihak yang terkait akan pangan akan fokus pada peningkatan produksi beras dalam negeri.

“Bapanas berupaya sehingga tidak ada lagi impor beras pada tahun 2025, pemerintah harus fokus untuk melakukan peningkatan produksi beras di semua daerah,” kata Arief, Sabtu (23/11/2024).

BPS juga menyiapkan data produksi padi dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA), sehingga pemerintah dengan mudah bisa memprediksi produksi beras setiap tiga bulan ke depan.

“KSA bisa memberikan gambaran bagi kita untuk memprediksi produksi beras selama tiga bulan ke depan,” katanya lagi.

Dengan begitu, Arief memastikan harga gabah pada petani tidak anjlok meski produksi beras dalam negeri ditingkatkan.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebut program pemerintah untuk mencetak sawah selama tiga tahun berturut-turut. Itu dalam kurun waktu tahun 2025 hingga 2027.

Tujuannya, agar Indonesia mendapat tambahan produksi beras sebesar 2,5 juta ton per tahun. Apabila program ini berhasil dengan baik maka Indonesia berpotensi dapat mengekspor beras.

PIS Jamin Stok BBM Aman Hingga Nataru

Pemerintah juga akan menyiapkan fasilitas untuk menunjang rencana tersebut, mulai dari gudang beras hingga alat pengering. (eva)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *