PDIP Pilih Pranowo, Bagaimana Nasib Prabowo?

PDIP Pilih Pranowo, Bagaimana Nasib Prabowo?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah memilih Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden 2024. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri pilih Hari Kartini 21 April 2023 menjadi momen untuk memperkenalkan Pranowo.

Pengumuman itu tentu saja mendapat respon beragam. Banyak yang memuji pilihan Megawati. Terlebih harus ikhlas mengorbankan sang putri, Puan Maharani yang sedari dulu jor-joran beriklan untuk menjadi presiden 2024.

Tapi pintu Puan belum tertutup sepenuhnya. Mungkin saja, PDIP akan nekat menempatkan Ganjar Pranowo- Puan Maharani tanpa koalisi.

Selain tersisihnya Puan oleh ibunya sendiri, ada poin lain yang cukup menarik. Tentu saja, nasib Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ini bukan lagi semata soal perjanjian Batutulis yang sudah usang.

Sejarah mencatat, pilihan Prabowo Subianto yang memilih masuk ke dalam pemerintahan pada Oktober 2019,  mengecewakan puluhan juta pemilihnya. Namun banyak pihak yang maklum dan mafhum.

Prabowo Subianto itu tipikal oportunis. Mampu melihat kesempatan demi mencapai tujuan (pribadi). Mungkin alasan waktu itu, untuk mempersatukan dua pendukung calon yang berseberangan atau demi mengabdi untuk bangsa dan negara. Terlalu klasik memang.

Tapi sejak itu, bagi sebagian orang Prabowo bukan lagi pemimpin yang amanah. Meninggalkan pendukungnya ketika terluka, apalagi bersatu dengan sang rival.

Padahal banyak yang menyarankan waktu itu, sebaiknya Prabowo tetap menjadi pimpinan kelompok oposisi. Mengawasi jalannya pemerintahan.

Namun sekali lagi, ini tentang tipikal pemimpin. Bertahan bersama dengan pendukung yang terluka, atau mengambil jabatan meski harus meninggalkan/ ditinggalkan pendukung.

Kini, PDIP sudah pilih Pranowo sebagai capresnya. Posisi Prabowo mulai terjepit. Pilihannya mulai bercabang, lanjut menjadi calon presiden menggaet Cak Imin (PKB) atau kembali menurunkan mimpi, wakil presiden juga masih oke.

Padahal dalam beberapa bulan terakhir, terlihat Joko Widodo menunjukkan kedekatannya dengan Pranowo dan Prabowo.

Memang, banyak prediksi yang mulai menempatkan PDIP akan menggandeng Gerindra untuk menempatkan pasangan Pranowo-Prabowo.

Namun rasanya, pasangan itu tak cukup nendang. Ceruk massanya kini relatif sama. Mungkin Pranowo akan ketambahan kader Gerindra plus segelintir loyalis Prabowo yang masih tersisa.

Bagaimana jika terjadi koalisi besar? Posisi Prabowo malah semakin lemah. Semua partai sudah pasti akan berhitung untung rugi, jika menerima Prabowo sebagai calon wakil presiden.

Yang menarik, sehari setelah deklarasi calon presiden PDIP, Prabowo terlihat mengunjungi Joko Widodo ketika Hari Raya Idul Fitri. Secara normatif kunjungan itu adalah silaturahmi lebaran biasa.

Baca: Satire Stroke Kuping dan Penolakan RS, Klasik tapi Konsisten

Tapi, bisa  juga itu pertemuan tak biasa. Isi pembicaraan sudah pasti tak lepas soal deklarasi. Mungkin akan ada pertanyaan satire.

“Gimana nih pak?, mohon petunjuk,”

“Kok bapak sendirian pakai baju hitam?,” (fgt)

 

More From Author

Ding Liren Blunder, Ian Nepo Main Aman

Ding Liren Blunder, Ian Nepo Main Aman

Pertahanan Sempurna Ian Nepo, Puncak Tekanan Ding Liren

Pertahanan Sempurna Ian Nepo, Puncak Tekanan Ding Liren