Terjadi Listrik padam atau blackout di Kota Manado selama lebih dari 24 jam, Rabu-Kamis (11-12/12/2024). Akibatnya, Kota Manado terlihat sangat berbeda.
Blackout atau pemadaman listrik total terjadi karena hilangnya daya ke suatu daerah secara total dan cukup parah. Biasanya ini terjadi karena kerusakan langsung di generator sehingga pembangkit listrik mengalami kesulitan untuk pulih dengan cepat.
Lamanya pemadaman listrik ini bergantung pada sifat pemadaman dan konfigurasi jaringan listrik.
Blackout di Kota Manado terjadi pada jam 14.05 Wita. Pemadaman listrik ini ternyata juga berdampak pada sinyal jaringan seluler.
Melalui pesan WhatsApp yang tersebar, PLN menyampaikan permohonan maaf atas pemadaman akibat gangguan yang terjadi pada transmisi SUTT 275 kV Manado pusat.
“Pelanggan PLN yang terhormat, sehubungan dengan gangguan transmisi SUTT 275 kV Manado pusat, yang berdampak ada sistim kelistrikan di wilayah kerja Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo. PLN menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan para pelanggan. Estimasi waktu penyelesaian mungkin memakan waktu 2×24 jam. Saat ini petugas sedang mengupayakan pernomalan kembali. Terima kasih atas perhatiannya,” bunyi isi WhatsApp
Dari pantauan Newsantara.id pada Rabu malam hari, kota Manado terlihat sangat gelap. Dari tempat lebih tinggi, terlihat hanya kawasan perbelanjaan Manado Town Square yang terang di sepanjang jalan Boulevard.
Pada pagi hari, listrik belum juga menyala. Sudah terlihat keadaan masyarakat Kota Manado mulai berbeda. Banyak orang tua memilih tidak menyekolahkan anaknya.
Dari pembicaraan di warung kopi, terdengar warga sangat merasakan dampak pemadaman listrik. Termasuk untuk mandi dan buang air.
“Kami mandi dengan air mineral. Sampai tadi pagi, sudah empat galon terpakai untuk keperluan mandi dan buang air,” balas Randi, warga Banjer.
“Sejak tadi malam, saya mengajak keluarga nginap di hotel, biar bisa mandi dan mengisi daya ponsel,” timpal Opo, warga Paal 4, tak mau kalah.
Beralih ke jalan protokol, sudah terlihat antrean panjang di sejumlah SPBU yang ada di Kota Manado. Mulai dari Boulevard, Sario, Banjer, Dendengan, Kairagi, Ring road, Teling, Winangun, Wanea, Kombos, Paal 2, Malalayang, dan lainnya.
Padahal, SPBU belum bisa mengisi ratusan kendaraan yang antre tersebut karena faktor listrik dan internet.
Mayoritas pengemudi mengaku sudah kehabisan bensin di kendaraannya. Sebagian bahkan harus mendorong kendaraannya ratusan meter untuk mencapai SPBU.
Wajar saja, sejak malam sudah terlihat langkanya bensin eceran. Bahkan ada pedagang bensin eceran yang menjual sebotol bensin dengan harga Rp30 ribu. Padahal dalam kondisi normal, harga sebotol bensin eceran adalah Rp12 ribu.
Bukan hanya antrean bensin di SPBU, terlihat juga antrean gas LPG 3kg di sejumlah titik di Kota Manado. Mereka berebut mendapatkan gas melon khusus warga miskin.
Pun begitu, para driver ojek online baik yang motor maupun mobil juga mengeluhkan kondisi tersebut. Mereka tak bisa melakukan orderan penumpang.
Salah satu driver bernama Berto, menyebut sejak pemadaman listrik, otomatis aplikasi ojolnya tidak bisa melakukan orderan karena kehilangan sinyal internet.
Berto mengaku, dalam sehari dirinya bisa menghasilkan pendapatan bersih hingga Rp150 ribu.
“Saya tiap hari mulai mengantar penumpang jam 8 pagi hingga jam 8 malam. Pendapatan bersih sekitar Rp150 ribu,” kata Berto.
Kota Manado perlahan mulai kondusif, Kamis (12/12/2024) siang hari. Terlihat beberapa wilayah perlahan mulai teraliri listrik kembali. Sampai sore hari hampir semua wilayah sudah terlihat terang.
UMP DKI Jakarta 2025 Rp5,3 Juta, Jabar Jateng Rp2,1 Juta
Malam hari, Kota Manado kembali berkilau dengan cahaya lampu warna warni. Namun, di beberapa SPBU masih terlihat antrean panjang kendaraan. (ato)
Tidak ada komentar