Banyak Beras Rusak, Bulog Mau Bangun 100 Gudang Senilai Rp5 Triliun

Pemerintah berencana menambah dana Rp5 triliun untuk bangun 100 gudang baru Bulog.

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani, mengungkapkan penambahan gudang untuk menampung beras Bulog.

“Kita dapat tambahan dana dari presiden sebesar Rp5 triliun untuk bangun gudang baru di berbagai daerah,” kata Rizal.

Pembangunan gudang baru, menurut Rizal adalah instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto kepada Perum Bulog.

Ini adalah perintah pak Prabowo untuk memperkuat penyimpanan pada daerah sentra produksi yang belum memiliki fasilitas penyimpanan memadai,” tambahnya.

Bulog akan memprioritaskan pembangunan gudang baru di daerah-daerah yang menjadi lumbung pangan nasional, terutama hasil pertanian padi dan jagung.

Salah satu daerah yang bakal mendapat gudang baru adalah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, yang memiliki sentra produksi jagung terbesar namun belum ada gudang penyimpanan.

Nantinya kami bangun gudang dengan ukuran bervariasi antara 1.000 ton hingga 3.500 ton, itu juga tergantung luas lahan pertanian dan volume panennya,” tambahnya.

Bulog pastikan perencanaan pembangunan gudang dilakukan secara matang melalui sinkronisasi data antara Bulog dengan Kementerian Pertanian, serta pemerintah daerah.

“Gudang baru akan bisa digunakan pada masa panen raya bulan Maret hingga Mei 2026, supaya hasil panen bisa langsung masuk gudang,” pungkas Rizal.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional mengungkap ada 29,99 ribu ton beras di gudang Perum Bulog mengalami turun mutu.

Total 29,99 ribu ton beras yang terdiri dari 3 ribu ton beras dalam negeri dan 26,89 ribu ton beras impor.

Karena hal ini, Bapanas meminta agar Bulog melakukan pembersihan dan pencucian ulang, untuk memperbaiki mutu beras yang turun.

Data Bapanas, saat ini jumlah stok beras Bulog mencapai 3,84 juta ton. 1,45 juta ton beras telah berusia di atas 6 bulan dalam masa simpan.

Pada akhir bulan September lalu, Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto mendapat adanya beras yang lama tersimpan di Gudang Perum Bulog Tabahawa, Maluku Utara.

Komisi IV DPR RI menemukan 1.200 ton beras lokal yang tersimpan sejak Mei 2024, warna menjadi abu-abu atau turun kualitas.

(ato)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *