Yolanda Kalangi Minta Pemerintah Serius Urus Sektor Pariwisata

Bang Kipot
13 Nov 2018 15:31
Berita 0 219
3 menit membaca

Pelaksanaan Festival Dell Oriente Italia, di Cararra, Italia 1-4 November 2018, membawa kebanggaan bagi Indonesia.

Betapa tidak, sejumlah tarian dan kuliner asli nusantara ternyata begitu dikagumi di negeri Pizza tersebut. Warga Italia yang hadir di tempat pelaksanaan antusias ingin mempelajari sejumlah kebudayaan Indonesia.

Para penari asal Minahasa Sulawesi Utara bahkan menjadi artis dadakan karena permintaan berfoto bersama dan les singkatnya.

Namun siapa sangka, ternyata di tanah leluhurnya, sejumlah budaya asli mulai terpinggirkan seiring perkembangan teknologi. Banyak generasi milenial zaman now lebih tahu goyangan K-Pop dibanding tarian tradisional.

Politisi partai Gerindra asal Sulawesi Utara, Yolanda Kalangi kepada media mengatakan, hal itu harusnya menjadi alarm bagi pemerintah daerah.

Dia mengakui, budaya asli Minahasa seperti tari Maengket, musik Kolintang, bahkan bahasa daerah kini mulai terpinggirkan di tanah asalnya.

Hal ini disebabkan banyak generasi muda yang enggan mempelajarinya. Menurutnya, semua stakeholder bertanggung jawab untuk pelestarian aset kearifan lokal.

“Harus ada sinergitas dan konsistensi untuk pelestarian budaya daerah. Budaya dan pariwisata justru bisa membuka lahan pekerjaan sekaligus menambah pendapatan daerah,” katanya kepada manadopedia.com.

Dia mencontohkan, sejumlah negara yang pernah dikunjunginya, justru mengharuskan para wisatawan yang berkunjung, untuk menikmati budaya setempat. Hal itu kata dia bisa diterapkan di Minahasa.

“Kunjungan turis mancanegara ke Sulawesi Utara kini meningkat pesat. Pemerintah harus melihat peluang ini, dengan mengarahkan para wisatawan untuk melihat kebudayaan lokal. Tentunya harus dikemas dengan paket yang menarik dan profesional,” jelasnya.

Menurutnya, selain titik destinasi yang sudah ada, masih banyak aset pariwisata Kabupaten Minahasa yang harus diperkenalkan kepada para wisatawan.

Program ini lanjut dia, justru akan melibatkan masyarakat setempat, terlebih generasi muda yang bisa membuka lapangan pekerjaan baru.

“Bayangkan jika setiap kecamatan rutin dan kontinu melaksanakan kegiatan. Mereka bisa saling adu kreativitas mempersiapkan paket sebagai destinasi pariwisata setiap minggunya di wilayahnya. Wisatawan tentunya akan senang dan takjub akan kekayaan budaya di Minahasa,” jelasnya.

Namun kata Kalangi, yang perlu digarisbawahi adalah keseriusan dan kerjasama lintas sektor agar hal itu berjalan.

“Selama ini pemerintah selalu membuat program yang baik. Ada anggaran untuk itu, namun pada kenyataannya tidak pernah terlaksana sesuai target,” jelasnya.

Tambah dia, kegiatan positif seperti itu otomatis akan mengurangi angka kriminalitas di daerah. Apalagi saat ini, banyak kejadian perkelahian bahkan sampai berujung pembunuhan terjadi di daerah.

“Saya miris dan dan sedih, jika generasi muda harus terlibat dalam tindakan kriminal. Semua itu mayoritas dipicu karena konsumsi minuman keras. Jika ada kegiatan terarah, mereka pasti tidak akan membuang waktu percuma yang bisa merusak masa depan, ” katanya.

Soal Miras, dia juga setuju jika minuman beralkohol asli Minahasa, dikembangkan lebih profesional.

“Itu minuman khas asli daerah seperti sake di Jepang. Perlu ada perencanaan matang untuk mengembangkan cap tikus menjadi lebih berkelas yang otomatis bisa mengangkat taraf hidup petani,” tambah Keke Warembungan ini.

Dia berjanji akan terus memperjuangkan pariwisata dan kebudayaan Minahasa. Menurutnya itu harus dimulai dari hal kecil dan dimulai di daerah sekitar dia tinggal.

“Saya selalu bangga menjadi orang Minahasa. Sejak dulu, dengan basic pendidikan dan pengalaman di bidang pariwisata, saya ikhlas membaktikan hidup saya untuk kemajuan kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Minahasa,” janji Calon Anggota DPRD Kabupaten Minahasa Dapil 4 ini.

Penulis: Kayla Carissa

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *