Berkunjung ke Manado, wisatawan akan melihat keindahan dan gemerlapnya jembatan Soekarno yang ada di tepi teluk Manado.
Jembatan Soekarno kini menjadi ikon Kota Manado dan spot foto terpopuler di Kota Manado. Wajar saja, dari atas jembatan ini wisatawan juga bisa melihat view laut sejauh mata memandang.
Baca: Bataha Santiago, Raja Pemberani Penakluk VOC
Tepat di garis cakrawala akan terlihat dua pulau yang membentang yakni Pulau Manado Tua dan Pulau Bunaken yang berdampingan.
Lokasi ini menjadi tempat asyik untuk menanti pemandangan sunset, melihat tenggelamnya sang mentari terbenam di ufuk barat.
Selain jembatan itu, ada juga jembatan Megawati. Pemberian nama jembatan ini memang merujuk putri tertua Presiden Soekarno, Megawati Soekarnoputri, Presiden ke- 5 RI. Jembatan Megawati terletak tak jauh dari Jembatan dengan nama sang ayah.
Sementara itu, bangunan ini mempunyai panjang 102 meter dengan anggaran kurang lebih 25 miliar, peresmiannya tahun 2008 usai renovasi.
Pembangunan hingga peresmian dua jembatan ini tergolong unik. Apa saja nilai keunikannya? Newsantara.id merangkumnya untuk anda.
Sebenarnya jembatan ini sudah ada sejak masa pendudukan Belanda di Sulawesi Utara, meski bangunannya belum seperti sekarang.
Barulah tahun 1955 Presiden Soekarno membangun kembali jembatan tersebut dengan dimensi yang lebih panjang dan luas.
Namun, saat itu Megawati Soekarnoputri yang baru berusia 8 tahun, tidak datang saat acara peresmian.
Saat banjir besar menerjang Kota Manado, pembangunan jembatan ini mengalami gangguan.
Tahun 2004, jembatan Megawati pemugaran kembali dengan memasang tiang pancang yang lebih besar.
Namun pembangunan ini sempat terhenti kurang lebih dua tahun dengan alasan pemasangan tiang pancang bermasalah. Hal ini berkaitan material beton yang berada di tanah pijakan jembatan tersebut.
Dari penjelasan tim saat itu, ada bongkahan beton peninggalan masa kolonial yang menghalangi pengeboran tiang pancang.
Gubernur Sulut kala itu, Sinyo Harry Sarundajang pada tahun 2008 kembali meresmikan jembatan tersebut dengan lebar 15 meter.
Pembangunan jembatan ini saat masa pemerintahan Presiden Megawati Sokarnoputri tahun 2003.
Saat itu, Megawati mengawali pemancangan dua tiang utama pada tanggal 12 Oktober 2003. Anggaran pembangunan jembatan ini membengkak dari awalnya 130 miliar menjadi 240 miliar (belakangan disebut menjadi 300 miliar).
Pembangunan jembatan pada tahun 2003, awalnya direncanakan selesai dua tahun kemudian.
Namun pada kenyataannya, jembatan ini baru selesai 12 tahun kemudian, tahun 2015. Banyak alasan yang mengemuka terkait terhentinya proyek ini, mulai dari kendala teknis dan administrasi.
Jembatan ini akhirnya resmi selesai setelah melewati 12 tahun masa pembangunan. Peresmiannya oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, Kamis (28/5/2015).
Para ahli teknik mengombinasikan dua konstruksi dalam jembatan ini yakni konstruksi Balance Cantilever/ Box Girder dan konstruksi cable stayed.
Ahli jembatan dari Tiongkok, Prancis dan Inggris turut dalam pembangunan jembatan ini.
Penulis: F. G. Tangkudung
Tidak ada komentar