Timnas La Furia Roja Spanyol tersingkir dari Piala Eropa 2020, usai kalah adu penalti dari Italia 2-4, Rabu (7/7/2021).
Italia yang tampil superior ketika berhadapan dengan Belgia di perempat final, justru kini tampil tertekan.
Pada babak pertama, Spanyol bahkan terlalu dominan dengan penguasaan bola hingga 70 persen.
Baca: Italia Vs Inggris, Final Ideal Piala Eropa 2020
Beruntung, Italia punya duet Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini plus Gianluigi Donnarumma yang siap siaga meredam peluang Spanyol.
Gol serangan balik Frederico Chiesa di menit ke 60, berbalas sontekan Alvaro Morata menit 80, membuat pertandingan berujung ke perpanjangan waktu, lalu penalti.
Namun, from hero to zero, kegagalan penalti Alvaro Morata yang berbalas gol khas Jorginho, membuat Italia melaju ke final.
Total, Andrea Belotti, Leonardo Bonucci, Federico Bernardeschi dan Jorginho sukses. Hanya Manuel Locatelli yang gagal.
Sementara, Spanyol hanya sempat tersenyum lewat gol Gerard Moreno dan Thiago Alcantara. Sayang, Daniel Olmo dan Morata mengalami malam yang buruk.
Kekalahan Spanyol, ternyata tak sepenuhnya menjadi tangis pendukungnya. Banyak yang justru sedari awal menyumpah keputusan Luis Enrique.
Tentu saja, tentang tak adanya satu pun pemain klub terbesar, Real Madrid dalam skuat Spanyol.
Mungkin alasan absennya Sergio Ramos, Dani Carvajal dan Lucas Vazquez bisa debatable, karena dalam masa pemulihan cedera.
Tapi, meninggalkan Isco, Marco Asensio, Nacho Fernandez dan Alvaro Odriozola jelas mengundang tanya.
Para Madridista (pendukung Madrid) tak rela Spanyol sukses justru dengan pemain Barcelona, sang rival Abadi.
Menilik lebih ke belakang, Luis Enrique adalah musuh besar Real Madrid. Dia sejatinya, pernah berseragam Real Madrid.
Enrique muda bahkan turut andil menjuarai La Liga 94/95. Dia juga membantu Madrid meraih piala Copa del Rey dan Super Spanyol.
Tapi, dia kemudian membelot dan berseragam merah biru milik Barcelona, karena sakit hati tak mendapat apresiasi sepantasnya dari Madrid.
Enrique kemudian menjadi legenda Barca selama delapan musim dengan dua gelar La Liga dan lima piala lain, dengan total 109 gol dan dari 301 laga.
Kini Enrique sudah bersiap mendapat siulan dari Madridista yang akan menyambut para penggawa tim Matador.
Mungkin Spanyol tersingkir karena ketidakberuntungan karena adu penalti. Namun, jelas akan ada sentilan untuk kesombongan, dendam dan kepongahan Luis Enrique.
Kekalahan Spanyol juga, kemungkinan adalah laga terakhir sang legenda lini tengah Sergio Busquets.
Busquets yang akan genap 33 tahun, sadar dirinya tak mungkin lagi bersaing empat tahun mendatang karena faktor usia.
Sergio Busquets memang tak tergantikan di lini tengah Spanyol sejak era Vicente del Bosque
Busquets muda menggeser peran Marcos Sena, sosok sentral andalan pelatih Luis Aragones waktu Juara Eropa 2008.
Sejak itu, dia tak tergantikan. Dia jadi pilihan utama meski gelandang pengatur serangan selalu berganti. Mulai dari Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Santi Cazorla, Xabi Alonso, David Silva dan Juan Mata.
Mulai del Bosque, Julen Lopetegui, Fernando Hierro, Robert Moreno, dan Enrique, dia selalu jadi pilihan utama.
Piala Eropa 2020 juga jadi pembuktian kualitasnya. Sempat absen dua pertandingan karena Covid 19, dia menjadi pemain terbaik Spanyol hingga babak semifinal.
Spanyol bahkan dunia sepakbola, jelas akan kehilangan gelandang sentral terbaik yang pernah ada. Gracias Sergio. (BangKipot)
Tidak ada komentar