Satu Keluarga Tertimbun Longsor Saat Tidur, Total 7 Korban

F. G. Tangkudung
17 Jan 2021 02:05
Berita 0 107
3 menit membaca

Sulut berduka. Lima orang tewas akibat tertimbun tanah longsor di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (16/01/2021).

Para korban kejadian nahas itu ditemukan di tiga lokasi berbeda.

Kisah pilu pertama terjadi di Perkamil, ketika satu keluarga yang sedang tidur siang, menjadi korban tanah longsor.  

Baca: 6 Orang Tewas, Ribuan Rumah Terendam Banjir

Tim evakuasi bersama masyarakat menemukan Ayah-Ibu dan anak, Fanny Poluan (50), Arni Laurens (44) dan Chelsea (8), dalam keadaan tak bernyawa.

Tetangga sempat berkomunikasi dengan korban Chelsea sesaat sebelum masuk rumah, menyusul kedua orang tuanya yang sudah terlelap.

Dalam waktu hampir bersamaan, bencana serupa menimpa Kifni Kawulur (48), seorang anggota kepolisian yang kesehariannya bertugas di Polsek Tikala.

Korban tertimbun longsoran tanah ketika sedang membersihkan saluran air samping rumahnya di Tikala Baru.

Saat terjadi longsoran, korban sempat berteriak meminta pertolongan kepada istri dan orang sekitar. Sayang, meski pencarian dan pertolongan warga sudah maksimal, nyawa korban tak tertolong.

Hari yang sama, di Jalan Sea, Malalayang juga terjadi tanah longsor. Tiga korban terjebak di dalamnya. Regu penolong berhasil menemukan dua korban saat pencarian hari pertama.

Korban pertama adalah Meyni Pondaag (52), seorang guru SMA, dalam keadaan meninggal dunia.

Satu korban, Kevin (40) berhasil selamat dari kejadian tersebut. Dia langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Korban terakhir, Sam Hasan (30) diduga masih tertimbun dalam material puing bangunan dan tanah.

Sabtu malam, tim evakuasi terpaksa menghentikan sementara proses pencarian karena pertimbangan keselamatan.  

Kepala Basarnas Manado, Noster Sinaga mengatakan, kondisi gelap dan hujan deras yang masih turun hingga malam, berpotensi mengakibatkan pergeseran tanah yang tidak stabil.

Dari pantauan Newsantara.id, hujan deras yang terjadi sejak pagi, mengakibatkan banjir dengan ketinggian bervariasi, menggenangi separuh Kota Manado.

Sejumlah ruas jalan, terlihat kemacetan luar biasa karena terhalang genangan air.

Mulai dari Ranotana, Bethesda, Ahmad Yani, Ranomuut, Perkamil, dan belasan titik lain. Puluhan kendaraan tampak mengalami gangguan mesin.

Daerah berlokasi rendah dan punya sistem drainase buruk, tergenang hingga pinggang orang dewasa.

Mahawu, Sumompo, Komo, Taas, Perkamil, Paal 2, Paal 4 dan lokasi lain, lumpuh akibat genangan air tersebut. Ribuan warga terlihat harus mengungsi ke tempat lebih aman.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, Donald Sambuaga mengonfirmasi lima orang tewas, per Sabtu (16/01/2021) pukul 20.00 Wita.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara, Joy Oroh juga mengatakan hal sama. Dia menyebut, satu orang korban tanah longsor masih belum ditemukan.

Walikota Manado, Vicky Lumentut meminta warganya untuk siaga dengan kondisi cuaca ekstrem tersebut.

Warga yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan longsor agar bisa mencari tempat yang aman.

Hingga pukul 01.00 Wita, Minggu (17/01/2021) hujan masih turun meski sempat berhenti. Listrik di beberapa titik terlihat padam. (kay/riz)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *