Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melalui Dinas Kesehatan, menghentikan sementara vaksin AstraZeneca kepada warga.
Penghentian sementara vaksin AstraZeneca oleh Dinas Kesehatan Sulut, melalui surat pemberitahuan nomor 440/Sekr/001.VC19.E/III/2021, tertanggal 17 Maret 2021.
Penghentian ini akibat keluhan warga yang merasa ada efek samping setelah melakukan vaksinasi.
“Penghentian ini sebagai langkah kehati-hatian atau precaution,” kata Dandel.
Menurutnya, langkah ini terjadi mengingat adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), sebesar 5-10 persen dari total yang telah menerima vaksin AstraZeneca (AZ).
“Ini akibat adanya gejala KIPI yaitu, menggigil, demam, nyeri badan, mual, mual dan nyeri tulang,” jelas Dandel.
Atas kejadian ini Dandel mengatakan, pihaknya perlu mempersiapkan komunikasi resiko kepada masyarakat supaya tidak terjadi kepanikan, dan bisa menerima fakta yang terjadi.
“Langkah pertamanya adalah investigasi oleh Komda KIPI bersama Dinas Kesehatan, Kemenkes dan HWO,” ujarnya.
Dandel menambahkan, walaupun pemerintah menghentikan vaksinasi AstraZeneca, dosis kedua vaksin Sinovac tetap berlanjut.
“Pemberian vaksin Sinovac untuk dosis kedua akan tetap jalan,” pungkas Kabid P2P Dinkes Sulut ini.
Sementara itu, sebanyak 3.990 warga Sulawesi Utara terutama warga Kota Manado dan Kota Bitung telah menerima vaksin jenis AstraZeneca.
Mereka yang telah menerima vaksin jenis AstraZeneca merasakan adanya efek samping, hal ini yang mengakibatkan penghentian vaksin tersebut.
Sekadar informasi, seorang pria bernama Sulaiman Daeng Tika (50) warga Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan meninggal dunia setelah mendapat suntik vaksin Covid19.
Menurut anaknya, kondisi Sulaiman menurun setelah tiga hari menerima vaksin.
“Kondisi ayah menurun setelah mengikuti vaksinasi, sebelum meninggal ada gejala demam dan sesak nafas,” ujar anak Sulaiman.
Menurut sang anak, Sulaiman mengikuti vaksinasi tahap pertama di PLN gardu Induk Daya, Kota Makassar, Senin (15/3/2021).
Dua hari setelah mengikuti vaksinasi, Sulaiman mulai demam, badan ngilu sampai sesak nafas.
Walau kondisinya semakin pasrah, Sulaiman tak juga berobat ke puskesmas, Sulaiman memilih melakukan terapi berendam air laut.
Baca: Ada Sejuta Keindahan di Elas Wangker Soputan
Terkait kematian Sulaiman, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sulses, dokter Nurul AR mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman kasus ini.
“Kami masih mendalami penyebab kematian Sulaiman, termasuk vaksin jenis apa,” jelas Nurul.
(*/ath)
Tidak ada komentar