Sandiaga Uno Jadi Cawapres, Eksekutif Gorontalo Dilema

Bang Kipot
10 Agu 2018 18:59
Berita 0 166
2 menit membaca

Sandiaga Salahuddin Uno resmi menjadi calon wakil Presiden untuk Prabowo Subianto untuk Pilpres 2019.

Terpilihnya Sandiaga Uno, menjadi salah satu kejutan jelang ditutupnya masa pendaftaran I KPU Capres-Cawapres. Nama Sandiaga sebelumnya tak pernah masuk dalam kandidat cawapres Prabowo Subianto.

Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kini menjadi perpaduan Jawa-luar Jawa. Prabowo Subianto sendiri memiliki darah campuran Jawa-Manado, karena beribukan asal Minahasa, Sulawesi Utara.

Sedangkan Sandiaga Uno, meski dilahirkan di Palembang, dia memiliki darah Gorontalo dari ayahnya, Razif Halik Uno.

Bahkan, darah politik Sandiaga mengalir dari sang kakek, Abdul Uno yang merupakan putra asli Gorontalo. Kakek Sandiaga merupakan pendiri Partai Gerakan Kebangsaan Indonesia (Gerkindo) yang kemudian melebur menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).

Hal itulah yang kemudian bakal menjadi dilema bagi sebagian kepala daerah di Gorontalo. Mereka mengharuskan menjatuhkan pilihan antara sesama putra Gorontalo atau sesuai perintah partai tempat bernaung.

Tercatat ada tujuh pucuk eksekutif yang menjadi bagian dari Partai Politik (Parpol) pendukung pasangan petahana, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Lihat saja sang Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie  yang merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Gorontalo. Dua kepala daerah lain yang menjadi kader beringin adalah Walikota Gorontalo, Marthen Taha serta Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga.

Hal sama juga dirasakan Ketua DPW PPP Provinsi Gorontalo, Nerson Pomalingo yang kini menjabat sebagai Bupati Gorontalo.

Bupati Bone Bolango Hamim Pou pun mengalami dilema sama karena partainya mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin. Pou kini tercatat sebagai ketua DPW Nasdem Provinsi Gorontalo.

Bupati Gorontalo Utara Indra Yasin dikabarkan juga sudah bergabung dengan partai besutan Surya Paloh tersebut. Satu lagi adalah Bupati Boalemo Darwis Moridu yang merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Menghadapi hal seperti ini tentunya menjadi sebuah pergolakan batin yang besar. Hati dan pikiran akan melayang berkecamuk menimbang keputusan yang terbaik.

Untuk seorang kader partai politik yang loyal dan militan, pilihan tentunya akan mengikuti hierarki dan perintah garis partai. Tapi sebagai seorang putra daerah, semangat mengangkat derajat tanah kelahiran mengharuskan mereka mendukung sesama putra Hulondalo.

Apapun pilihan mereka, semua pasti akan melewati pemikiran dan pertimbangan yang matang. (fgt).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *