Review: Maroko Cetak Sejarah, Ronaldo Sedih Parah

F. G. Tangkudung
12 Des 2022 10:39
Sport 0 140
3 menit membaca

Tim asal Afrika, Maroko cetak sejarah baru dalam pergelaran piala Dunia. Anak asuh Walid Regragui menjadi tim Afrika pertama yang menembus babak semifinal ajang empat tahunan tersebut. Maroko berhasil mengalahkan Portugal 1-0, Sabtu (10/12/2022).

Gol Youssef En-Nesyri di menit 42 menjadi gol satu-satunya di laga tersebut. Hal tersebut menjadi kejutan terbesar dalam Piala Dunia Qatar tahun 2022. Maroko membuktikan, tim merah hijau terbaik kini milik mereka.

Kekalahan Portugal juga tampaknya menjadi akhir mimpi dari dua bintang senior Portugal, Chsristiano Ronaldo dan Pepe.

Sesaat setelah wasit Facundo Tello asal Argentina meniupkan peluit tanda akhir pertandingan, Ronaldo tampak tak bisa menerima kenyataan.

Kamera terus wajahnya saat dia berjalan. Beberapa detik mencoba tegar dan ikhlas, Ronaldo akhirnya tak bisa lagi membohongi dirinya. Tangisnya pecah seketika ketika meninggalkan lapangan dan menuju ruang ganti.

Wajar memang, meski pernah mengantarkan Portugal juara Eropa 2016, obsesi terbesarnya adalah mengangkat piala Dunia. Sayang, itu tak bisa terwujud.

Ronaldo sudah membuat pesan menyentuhnya, dia sadar tak bisa lagi menjadi pemain di atas lapangan 4 tahun mendatang. Dia kini tinggal bisa menjadi penasihat demi memelihara kejayaan sepakbola Portugal.

Sementara itu, Prestasi Maroko menjadi berita utama di seluruh dunia. Makin menarik,  ketika mengetahui latar belakang tim Maroko. Ternyata pelatih botaknya, Walid Regragui baru menangani Maroko tiga bulan silam.

Regragui menggantikan Vahid Halilhodzic yang justru mengantarkan Maroko lolos Piala Dunia dari kualifikasi Benua Afrika (CAF).

Vahid Halilhodzic sempat berseteru dengan Hakim Ziyech dan Noussair Mazraoui. Akibatnya keduanya tak lagi pernah masuk timnas dengan alasan hukuman indsipliner.

Pun begitu dengan Striker senior Abderrazak Hamdallah. Dia bahkan sudah menyatakan pensiun ketika Halilhodzic tak lagi memanggilnya.

Namun, Regragui datang dengan pendekatan berbeda. Dia mengajarkan disiplin dalam persatuan. Baginya, semua pihak harus mencurahkan seribu persen fokus dan kemampuan untuk kejayaan Kerajaan Maroko.

Ini terbukti, dia kembali memanggil ketiganya dalam kamp pelatihan jelang menuju Qatar. Permainan Maroko makin disiplin dengan semangat baru.

Hasilnya, Maroko langsung mengejutkan dalam pertandingan perdana ketika menahan finalis piala dunia edisi sebelumnya, Kroasia. Tak sampai di situ, pertandingan kedua mereka makin meledak, menghancurkan generasi emas Belgia, Eden Hazard Cs.

Prestasi mereka makin lengkap ketika raja Concacaf, Canada harus pulang menanggung malu ketika mereka kalahkan 2-1. Jadilah Maroko menjadi juara grup, meski banyak prediksi menempatkan Kroasia dan Belgia sebagai unggulan.

Berlanjut ke babak 16 besar, ternyata kejutan mereka masih berlanjut. Kedisplinan mereka berhasil menahan gempuran juara dunia 2010, Spanyol hingga akhir babak kedua waktu tambahan.

Dalam drama adu tendangan 11 meter, kiper Yassine Bounou tak ikhlas memberikan satu gol pun kepada Spanyol. Pablo Sarabia, Carlos Soler dan Sergio Busquets harus menerima cacian berlebihan ketika tak mampu menggetarkan jala Bono.

Hampir semua publik sepakat, Kejutan Maroko akan berakhir di tangan Christiano Ronaldo Cs. Namun, lagi-lagi keajaiban kembali terjadi. Mereka kini berada di jajaran 4 tim terbaik dari 32 tim jagoan wakil dari 6 zona sepakbola.

Baca: Review: Messi Berkelas, Belanda Panas

Selanjutnya, Prancis akan menjadi lawan mereka di babak semifinal. Masih adakah keajaiban? Kita akan menjadi saksinya. (BangKipot)