Bubur Manado atau yang lebih populer dengan nama Tinutuan, merupakan makanan khas Sulawesi Utara. Resep tinutuan begitu simpel.
Tinu sebutan singkat untuk makanan penuh gizi ini. Biasa tersaji untuk sarapan pada pagi hari hingga menjelang siang hari ini karena resep bubur manado sangat mudah.
Namun bagi sebagian orang, mengonsumsi bubur Manado sore atau malam hari bukanlah sebuah keanehan.
Baca: 10 Kue basah Tradisional Khas Manado
Bubur Manado bahkan menjadi menu favorit mereka yang sedang melakukan program diet.
Wajar saja, tinutuan memiliki kandungan serat tinggi, namun berkarbohidrat rendah, sesuatu keharusan bagi mereka yang ingin menurunkan atau melangsingkan badan.
Makanan ini adalah campuran berbagai macam sayuran, tidak mengandung daging, sehingga makanan ini bisa menjadi makanan pergaulan antar kelompok masyarakat di Manado.
Bubur Manado sering tersaji dengan perkedel nike, perkedel jagung dan tahu yang digoreng atau direbus.
Yang menjadi khas, adalah penggunaan dabu-dabu (sambal) ekstra pedas yang membuat memakan tinutuan punya kenikmatan tersendiri.
Citarasa sambal itu bervariasi sesuai selera seperti dabu-dabu roa, dabu-dabu terasi atau dabu-dabu bakasang (fermentasi ikan cakalang).
Tinutuan juga bisa bersama dengan mie basah atau dengan sup kacang merah yang terkenal dengan nama brenebon.
Sejarah terciptanya resep tinutuan ini, konon ketika keadaan ekonomi masyarakat terpuruk.
Saat itu, situasi gagal panen (padi) dan sulit mencari ikan. Daging sapi atau babi tergolong sesuatu yang mahal.
Masyarakat mencoba berhemat dengan mengkonsumsi sedikit beras dengan campuran sayuran yang ditanam di pekarangan rumah.
Pencipta resep tinutuan pertama kali masih misteri. Dari sebuah anekdot, tinutuan hasil ciptaan bersama oleh Tante Tin, Om Utu dan Tante An, kemudian menggabungkan namanya menjadi nama makanan itu.
Benar dan tidaknya sejarah terciptanya bubur manado, satu hal yang pasti, ternyata membuat makanan bergizi tak harus rumit dan mahal.
Pada tahun 2005, tinutuan naik pamor setelah Pemerintah Kota Manado gencar mempromosikan makanan sehat ini. Jalan Wakeke, Wenang Utara, Kota Manado, menjadi kawasan wisata kuliner dengan menu khasnya berupa tinutuan.
Resep Bubur Manado di sana begitu bervariasi tegantung selera.
Kini Tinutuan menjadi ikon Kota Manado sekaligus menjadi menjadi lambang perwujudan Kota Manado yang majemuk. Tak heran, Manado sering disebut Kota Tinutuan karena menjadi kosmpolitan campuran berbagai etnis suku, agama dan ras.
Tinutuan, dengan berbagai jenis sayur dan bahan lainnya dengan campuran bumbu pas telah menjadi masakan legenda yang sederhana nan menyehatkan.
Sama halnya dengan Kota Manado juga Sulawesi Utara pada umumnya, yang terdiri multi etnis dan agama namun dengan pengaturan dan penataan yang baik bisa menjadi sebuah daerah yang maju, rukun dan damai.
Resep Tinutuan/ Bubur Manado:
Bahan bubur :
1 mangkuk kecil beras
1/2 bh labu kuning kupas dan terpotong2
3 bh jagung muda di serut
2 bh singkong atau ubi kupas dan potong2 kecil
Serei
Satu ikat sayur kangkung
seikat bayam hijau
1 ikat sayur yondok/ mustajab (gedi, Manado)
Daun kemangi
Garam, penyedap rasa
2 bh bawang putih halus
Pelengkap :
Sambal roa, terasi atau bakasang.
Cara Membuat :
Masak beras bersama air, garam, daun bawang, sereh, daun kunyit hingga setengah matang.
Masukkan ubi, labu kuning, dan jagung, aduk rata. Masak kembali hingga lunak.
Tambahkan sayuran sesuai selera, sambil aduk perlahan hingga matang dan kental. Angkat dan siap konsumsi.
Penulis: Fathur Ridho
1 komentar