Kasus ini bahkan sudah masuk ke ranah hukum, Selain Prabowo, Bupati Boyolali, Seno Samodro juga dilaporkan terkait respon atas ucapan Prabowo.
Namun, di tengah kisruh dan hiruk pikuk tampang Boyolali, muncul informasi mengejutkan ketika Jokowi merekrut pengacara handal, Yusril Ihza Mahendra.
Secara politik, ada pendukung yang menentang kehadiran Yusril di kubu Jokowi. Maklum saja, Yusril merupakan pengacara organisasi yang sudah dinyatakan terlarang oleh pemerintah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Yusril juga selama ini dikenal sebagai tokoh yang sering mengkritisi pemerintah.
Tapi, jika menilik lebih dalam, perekrutan ini adalah sebuah langkah brilian. Dengan visi luas, Joko Widodo menggunakan posisi dan kehebatan Yusril untuk menguatkan posisinya.
Pertama, Yusril merupakan ketua Partai Bulan Bintang (PBB) yang diindikasikan dekat dengan kubu oposisi. Sayang, selama ini kubu oposisi menganggap PBB hanya ‘anak bawang’ yang tak berpengaruh signifikan.
Jokowi tanggap, dia justru merekrut Yusril untuk bisa membuktikan kapasitas yang selama ini tak disadari tim oposisi.
Kedua, bukan rahasia lagi, selama ini simpatisan HTI lebih banyak merapat ke kubu oposisi. Bahkan, disinyalir, kelompok massa ini yang selalu tampil melakukan demo berjilid. Para petinggi HTI juga selalu dikenal vokal menyerang Jokowi menggunakan isu agama.
Hal ini yang dipahami Jokowi, merekrut Yusril bisa meminimalisir serangan itu. Biar bagaimanapun, Yusril tahu luar dalam tentang pergerakan petinggi HTI.
Kehebatan Yusril dalam soal ketatanegaraan juga tak perlu diragukan. Dia adalah ahli hukum yang sering menguji UU dalam berperkara di MK. Hasilnya, selama pemerintahan SBY, Yusril menang 7-0 atas kubu pemerintah.
Pemilihan sosok dan waktu yang tepat, membuat kubu Jokowi kini menambah amunisi hebat untuk menghadapi ‘pertempuran’ panjang selama lima bulan ke depan.
Tanpa riuh, Jokowi dengan tiba-tiba mengumumkan nama Yusril Ihza Mahendra sebagai kuasa hukum tim kampanyenya. Hal ini mungkin telat disadari kubu oposisi.
Yang pasti, kini Yusril kini siap menjadi ‘pelindung’ Jokowi dari segala macam tudingan dan fitnahan yang selama ini masif dihembuskan untuk menggerus elektabilitasnya.
Penulis: Kayla Carissa
Tidak ada komentar