Informasi wafatnya Presiden ketiga Indonesia tersebut terkonfirmasi lewat anaknya, Thareq Kemal Habibie.
“Saya harus menyampaikan ini, bahwa Ayah saya, Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, meninggal dunia pada pukul 18.05,” kata dia.
Dia mengonfirmasi juga, jantung sang ayah tak lagi berfungsi akibat termakan usia.
“Jantungnya berhenti beraktivitas, karena umur dan aktivitas yang banyak,” kata Thareq.
Presiden Ketiga tersebut masuk menjalani perawatan intensif sejak 1 September 2019. Berbagai penyakit sudah menggerogoti tubuhnya yang kini renta.
Meski dalam kelemahan fisik, presiden ketiga itu masih menyempatkan menerima berbagai kunjungan beberapa tokoh bangsa. Mereka yang menjenguk, sepakat menggambarkan dia masih tetap semangat dan berpikir untuk bangsa.
Gubernur Gorontalo yang juga keponakan, Rusli Habibie, mengatakan berada di RS bersama seluruh keluarga dekat.
“Anak, kakak dan adiknya sudah lengkap, keponakan dan anak cucu sudah berkumpul tadi,” tambah Rusli.
Akbar Tanjung yang merupakan sahabat juga sempat memimpin doa untuk BJ. Akbar Tanjung dan Habibie sempat bersama-sama menjadi anggota kabinet Presiden Soeharto.
Presiden Jokowi juga sudah melayat ke rumah sakit. Untuk mengenang jasa ‘sang jenius’ untuk Indonesia, pemerintah menyatakan hari berkabung bangsa dengan memasang Merah Putih setengah tiang selama tiga hari.
Baca juga: Rudi Habibie, Jenius yang Bergelar Mr Crack
BJ Habibie merupakan presiden Ketiga RI. Dia menggantikan Soeharto ketika rezim orde baru jatuh. BJ yang merupakan wakil presiden kala itu, naik takhta menjadi Presiden RI.
Namun, Habibie lebih terkenal sebagai orang jenius dalam bidang kedirgantaraan dunia. Dia mengangkat harkat dan martabat Indonesia di mata dunia lewat kemampuannya soal aerodinamis. Habibie mengenyam pendidikan di Jerman, kemudian pulangmengabdi di Indonesia.
Bukan hanya soal kejeniusannya membuat pesawat terbang, Habibie juga adalah sosok penyayang dan setia. Kisahnya bersama sang mendiang istri, Ainun bahkan menjadi film. Kebersamaan keduanya hingga dipisahkan maut, sangat menyentuh dan romantis.
Dia juga menjadi tokoh pers Indonesia. Dialah yang menginisiasi kemerdekaan pers dan kebebasan menyampaikan pendapat di Indonesia. maklum, sebelumnya pers dan kemerdekaan berpendapat sempat dikekang selama puluhan tahun oleh rezim orde baru.
Penulis: Efge Tangkudung
Tidak ada komentar