Tersangka penyelundupan mengisi minuman beralkohol asli daerah Sulut, dalam puluhan dus bergambar minuman air mineral. Dus-dus tersebut telah diangkut dalam bus Bahagia Anugerah tujuan Gorontalo, dengan nomor polisi DB 7887 A.
Menurut petugas, asal cap tikus tersebut dari Kelurahan Uwuran 2, Kecamatan Amurang, Minahasa Selatan.
Bus yang dalam perjalannya dari Amurang ke Gorontalo, dicegat di depan Alfamart Tenga oleh petugas polisi yang sedang bertugas di Polsek Tenga.
Kapolsek Tenga, Iptu Muhammad Amri menyebut, informasi mengenai bus tujuan Gorontalo tersebut diperoleh dari masyarakat.
“Masyarakat melapor adanya penyeludupan miras melalui sebuah bus. Maka petugas kami langsung memeriksa setiap bus yang melalui jalan trans Sulawesi,” katanya kepada media.
Dari penangkapan tersebut, polisi menyita 384 botol miras Cap Tikus, semua minuman tersebut tidak memiliki dokumen perijinan yang sah.
“Jadi 384 botol cap tikus tersebut diisi dalam 16 karton. Setiap kartonnya berisi 24 botol, jadi totalnya 384 botol,” tambah Kapolsek.
Kini, polisi masih mengembangkan kasus ini guna mencari tahu pemilik sah dari minuman beralkohol ini.
Diketahui, sebagai daerah penghasil cap tikus terbesar di Sulawesi Utara, Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan berupaya untuk mengembangkan produk asli daerah ini.
Bahkan menurut Paruntu, saat ini Pemkab Minsel sedang menjalin kerjasama dengan pihak swasta, yang akan membuka pabriknya di Minsel.
“Pabrik ini dibuka untuk menampung hasil petani cap tikus di Minsel. Pabrik minuman beralkohol ini juga akan mempekerjakan pekerja lokal,” kata Tetty beberapa waktu lalu.
Dijelaskannya, pihaknya juga sedang mengurus izin pabrik tersebut di Jakarta.
“Model botol kemasan dan logonya sudah dibuat. Kami berharap ini akan menjadi produk lokal andalan dari Minsel,” ujar dia.
Tetty mengungkapkan bahwa pabrik tersebut akan dibangun pada tahun 2019. Dan pasar utama dari penjualan adalah ke Eropa dan Tiongkok.
Sebagai pemerintah, Bupati Tetty berharap petani minuman dari pohon enau di Minsel bisa sejahtera. Karena selama ini mereka tidak tahu menjual hasil cap tikus mereka dimana.
Penulis : Emmanel Athlon
Tidak ada komentar