Pencurian di Museum Kendari dan Harga Pedang 10 Triliun

F. G. Tangkudung
14 Feb 2021 07:37
Berita 0 901
4 menit membaca

Museum dan Taman Budaya Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) kemalingan, Selasa (26/01/2021). Pencuri berhasil menggondol sejumlah barang tak ternilai dalam ruang penyimpanan artefak dan benda pusaka

Tak tanggung-tanggung, sebanyak 900-an koleksi yang ada di Museum Kendari ini raib. Mulai dari aksesoris logam dan keris kerajaan masa silam, hingga pedang samurai peninggalan jepang.

Parahnya, aksi pencurian tersebut sulit terungkap, karena CCTV museum dalam keadaan rusak. Polisi setempat masih mendalami kejadian tersebut.

Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Sultra, Dody Syahrulsyah kepada media merinci, koleksi yang hilang dominan adalah etnologi budaya masyarakat Sulawesi Tenggara, Buton, Muna, Tolaki dan Bombana.

“Sebagian besar terbuat dari logam, kuningan. Ada juga perkakas rumah tangga. Gelang, kalung, cerek, tempat makan dan beberapa buah senjata. Seperti parang, trisula dan tiga buah pedang samurai peninggalan Jepang,” jelasnya.

Beruntung, 700-an koleksi barang antik berbahan keramik dari berbagai negara berusia ratusan tahun tidak ikut hilang.

Baca: Benteng Keraton Buton, Warisan Sultan yang Cetak Rekor Dunia

Alasannya makin miris, ketika terungkap alokasi APBD untuk museum sangat terbatas, hingga tak memungkinkan pengadaan CCTV dan petugas keamanan.

“Biaya untuk pemeliharaan Museum dan Taman Budaya per tahunnya alokasi dana Rp4 juta,” bebernya.

Sempat ada titik terang, setelah polisi mendapati informasi jika di Kota Makassar, Sulawesi Selatan terjadi penjualan barang antik.

Sayang, ketika melakukan pengembangan, barang-barang tersebut tak ada kaitan dengan pencurian di museum Kendari.

Sejarawan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Haluoleo Kendari, Basrin Melamba, menyentil pemerintah yang tak punya kebijakan paten untuk melindungi barang bersejarah tersebut.

“Ini harus jadi pelajaran bagi pemerintah termasuk perangkat daerah, terkait kebijakan untuk menjaga, mengelola serta merawat benda-benda koleksi di museum,” sindirnya.

Kejadian ini menambah daftar panjang pencurian barang bernilai tinggi, di sejumlah museum Indonesia.

Dari catatan Newsantara.id sejak 2010 banyak terjadi pencurian di sejumlah museum Indonesia.

Agustus Tahun 2010, 54 koleksi berbahan emas dari zaman Mataram Kuno dan Majapahit, hilang dari Museum Sonobudoyo, Jogjakarta. Ini adalah pencurian koleksi museum terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Juni Tahun 2011, tombak kuno berlapis emas berusia 600 tahun hilang dari Museum Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat. Uniknya, pencuri menukarnya dengan tombak palsu dengan maksud agar tak cepat terendus.

Januari Tahun 2013, 100 lukisan hilang dari Museum H. Widayat, Magelang, Jawa Tengah.

Bulan September tahun yang sama, empat artefak kuno berbahan emas raib dari Museum Nasional, Jakarta.

Mei Tahun 2016, mahkota kerajaan Gowa hilang di Museum Balla Lompoa, Gowa, Sulawesi Selatan.

Februari Tahun 2017, Uang Golden Nederland Indie tahun 1943, masing-masing hilang dari Museum Bank Indonesia, Surabaya, Jawa Timur.

Oktober tahun yang sama, keris Gayang Lekkong dan Pasa’ Tipo Papuangang berusia ratusan tahun jadi sasaran pencurian di Museum Mandar, Sulawesi Barat.

Mei Tahun 2018, ratusan uang kuno dan dua keris kuno juga hilang dari Museum Sejarah Universitas Galuh (Unigal) Ciamis.

PENCURIAN sejumlah benda bersejarah termasuk keris dan pedang samurai Jepang di Kendari, jelas melibatkan orang yang paham dengan nilai benda tersebut.

Apalagi, jika barang bersejarah itu terjual ke kolektor asing di luar negeri.

Pedang samurai Jepang memang menjadi buruan kolektor. Dalam pasar gelap di dunia maya, banyak kolektor mencari barang-barang serupa. Selain bernilai sejarah, kualitas pedang samurai memang sangat mengagumkan.

Pada tahun 1992, Dr Walter Ames Compton pernah menjual koleksinya, Pedang katana Jepang dari masa Kamakura yang hidup di abad 13. Pedang itu laku terjual sekitar USD 418 ribu atau lebih dari Rp6 miliar.

Namun, yang paling menghina logika adalah perburuan pedang Samurai King Roll 5 tombol.

Harga pedang tersebut berkisar Rp5-10 triliun rupiah. Hal ini membuat banyak kasus penipuan yang terjadi.

Hanya untuk melihat sekaligus mengetes barang tersebut saja, calon pembeli harus memberikan uang puluhan hingga ratusan juta.

Nilai jual dan sejumlah fakta terkait Samurai King Roll 5 tombol masih terekam dalam jejak digital.

Padahal, dalam sejumlah perdebatan, barang tersebut ‘antara ada dan tiada’, mitos yang jadi kebenaran karena terus jadi bahan pembicaraan.

Konon, pedang tersebut hanya diciptakan sebanyak 5 buah, berabad lalu. Lima tombol di pedang tersebut menurut cerita, memiliki fungsi tersendiri.

Pedang itu akan mengembang dan mengeras ketika bereaksi dengan oksigen (O2). Paku baja dan besi cor akan putus hanya dengan sentuhan pedang.

Baca: Kejaksaan Tiga Kali Panggil Mami Bos

Baca: Steve Saerang Gabung Indosat Ooredoo

Memang agak sulit dicerna nalar. Namun yang mengherankan, dari penelusuran Newsantara.id, banyak tokoh intelektual turut memburu barang tersebut. Termasuk pejabat penting pemerintahan dan militer juga selebriti. (riz)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *