Pelantun ‘Karna Torang Satu, Sulawesi Utara’ Berpulang

F. G. Tangkudung
11 Mar 2020 17:31
Berita 0 119
2 menit membaca

Dunia musik Indonesia berduka. Penyanyi Muhammad bin Syagab Al Idrus atau lebih populer dengan nama panggung Rama Aiphama, meninggal dunia, Rabu (11/3/2020).

Baca: Anneke Gronloh, Penyanyi Lagu Nina Bobo Meninggal Dunia

Menukil wikipedia, penyanyi berdarah Arab Gorontalo kelahiran 17 September 1956 ini meninggal di usia 63 tahun.

Anak mendiang Rama Aiphama, Kemal Aiphama kepada media mengatakan, kepergian sang ayah begitu cepat.

Awalnya almarhum mengeluh sakit di bagian perut pada tengah malam. Meski sudah meminum obat, kata Kemal, sakit perut sang ayah tidak mereda.

“Sampai jam 03.00 WIB, masih sakit perut. Semua keluarga disuruh ke rumah. Jelang subuh ingin ke kamar mandi. Saya angkat, namun jalan sedikit langsung jatuh, lalu sudah gak bangun,” jelasnya.

Cinthya Lamusu, istri aktor Surya Saputra merasa sangat kehilangan. Dia juga mengenang kebaikan almarhum ketika mengajaknya rekaman.

Rama Aiphama terkenal sebagai pencipta lagu sekaligus penyanyi. Yang membuatnya terkenal, adalah penampilannya yang nyentrik. Dia selalu berbusana menjuntai berwarna-warni lengkap dengan kacamata hitam dan topi khasnya.

Karir rama Aiphama meroket usai membawakan lagu daur ulang ‘Dinda Bestari’. Rama memang terkenal beraliran campuran reggae, keroncong, melayu dan dangdut. Namun, satu lagi membuat namanya begitu harum di Sulawesi Utara.

Dia membawakan lagu ‘Torang samua basudara’. Lagu itu mengisahkan perkawinan silang antar suku asli di Sulut, membuat semua saling menyayangi  warisan para tetua di Sulawesi Utara.

‘Cinta torang baku cinta, sayang torang baku sayang, karena Torang Satu, Sulawesi Utara’ begitu penggalan liriknya.

Saat itu, daerah tetangga Sulawesi Utara sedang terjadi konflik horizontal. Lagu itu membuat masyarakat Sulawesi Utara kuat dalam persatuan dan persaudaraan.

Lagu ini juga mendoakan para pemimpin dari Sabang sampai Merauke untuk menghentikan pertikaian dan permusuhan, karena hidup berdampingan dalam kerukunan begitu indah.

Video klip lagu ini juga berlatar gedung DPR/MPR. Rama bernyanyi di tengah barisan tentara Angkatan Darat yang berjejer rapi di tangga. Selain lagu tersebut, ada juga beberapa lagu terbaik milik Rama Aiphama seperti ‘Lagu Rindu’, ‘Lambaian Bunga’ dan ‘Nasib Pujangga’.

Entah menjadi firasat, belum lama ini Rama Aiphama juga mengeluarkan lagu ‘Melihat Wajah Rasul’. Lagu iringan biola ini terdengar cukup syahdu. Liriknya berisi kerinduan seseorang untuk bertemu dengan Rasullulah Muhamad SAW.

Rama meninggalkan tiga orang anak, Salsabila, Kemal dan Syekhan. Jenazah Rama Aiphama dimakamkan di Taman Pemakaman Al Muchdar, Cimanggis Jakarta Timur.

Penulis: Rizka Alvira

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *