Morotai, Pulau Saksi Sejarah Perang Dunia II

F. G. Tangkudung
28 Des 2020 22:26
Pustaka 0 233
4 menit membaca

Morotai adalah nama sebuah pulau yang terletak di Provinsi Maluku Utara. Pulau dengan luas 1.800 km2 ini punya potensi wisata yang belum banyak diketahui khalayak.

Baca: Udamakatraya, Bukti Talaud Bagian dari Majapahit

Selain, keindahan alam serta bahari yang ada, ada wisata sejarah terkait peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di wilayah Kabupaten Pulau Morotai.

Hal ini bisa menjadi rujukan tempat wisata oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Peninggalan sejarah yang terdapat di wilayah Kabupaten Pulau Morotai akan membawa wisatawan merasakan dahsyatnya peristiwa besar umat manusia kala itu, Perang Dunia II.

Perang Dunia II terjadi pada kurun waktu 1939 sampai 1945. Peristiwa ini tercatat sebagai peristiwa terbesar yang memakan banyak korban jiwa akibat keegoisan manusia.

Peperangan ini melibatkan banyak negara. Kerugian jiwa serta materi yang begitu banyak menjadikan perang ini sebuah catatan kelam dalam sejarah peradaban manusia.

Perang Dunia II adalah perang yang terjadi di dua wilayah dalam kurun waktu yang sama, yaitu wilayah Eropa serta wilayah Asia Pasifik. Ini juga terkenal dengan istilah Perang Eropa serta Perang Pasifik.

Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah satu saksi bisu peristiwa Perang Dunia II di wilayah Asia Pasifik.

Perang Pasifik ini melibatkan dua kekuatan militer terhebat saat itu, Amerika Serikat melawan kekuatan militer Jepang.

Pertempuran Pasifik yang berlangsung di Morotai terjadi pada bulan September hingga Oktober 1944. Saat itu, Amerika Serikat yang tergabung dalam pihak Sekutu berhasil menyerang balik perlawanan dari pihak Jepang.

Sebelumnya, Jepang berhasil memukul mundur hampir seluruh kekuatan militer Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan barat Asia Pasifik.

Pulau Morotai beserta pulau-pulau kecil di sekitarnya, awalnya merupakan basis pertahanan serta wilayah penghubung bangunan Belanda untuk menguatkan dominasinya di kawasan timur Indonesia.

Saat Jepang berhasil mengambil alih pada tahun 1942,  mereka awalnya tidak memperkuat Morotai.

Baru;ah pada awal tahun 1944 mereka dengan cepat memperkuat Morotai. Saat itu Jepang merasakan betapa penting keberadaan wilayah ini sebagai basis pertahanan untuk melawan kekuatan armada laut pihak Sekutu menuju wilayah Filipina.

Filipina sendiri, sebelum pecahnya Perang Dunia II merupakan wilayah teritori Amerika Serikat. Amerika Serikat menjadikan Filipina sebagai basis kekuatan militer mereka di wilayah Asia Pasifik.

Jenderal Douglas MacArthur yang ‘terusir’ dari Filipina saat Jepang menguasainya pada tahun 1942, pernah berjanji untuk merebutnya kembali.

Janji MacArthur hampir tercapai setelah strateginya leapfrog (lompat katak) berjalan dan memukul mundur pihak Jepang di kawasan Pasifik.

Komandan South West Pacific Area ini menetapkan Pulau Morotai dan sekitarnya sebagai target penting sebelum menuju wilayah Mindanao Filipina.

Operasi militer Sekutu dalam merebut pulau ini dinamakan ‘Operasi Tradewind’.

Operasi militer yang melibatkan sekitar 57.000 kekuatan tempur Sekutu ini berlangsung pada 15 September hingga 4 Oktober 1944.

Pertempuran yang melibatkan angkatan udara, laut serta darat dari kedua belah pihak berlangsung sengit dengan kekalahan di pihak Jepang.

Saat ini sisa-sisa kisah pertempuran yang pernah terjadi di wilayah Morotai bisa kita jumpai di daratan maupun bawah laut.

Peninggalan-peninggalan sejarah ini antara lain, ‘Marston Matting’, landasan pacu, bunker pelindungan, artileri ringan maupun berat, tank amphibi.

Ada juga bangkai kapal dan pesawat yang terkubur di dasar laut wilayah Morotai.

Peninggalan bersejarah ini akan membuat aksi menyelam di perairan Morotai terasa mengasyikkan.

Adapun di Pulau Sumsum yang masih wilayah Kabupaten Pulau Morotai bisa kita jumpai sisa-sisa markas salah satu jenderal penting dalam Perang Dunia II, yaitu Jenderal Douglas MacArthur.

Monumen MacArthur didirikan untuk mengenang jasa MacArthur dalam membebaskan Asia Pasifik dari kekuasaan Jepang.

Selain tempat bersejarah, ada juga Pulau Ngelengele di Kabupaten Pulau Morotai, yang menjadi tempat pembudidayaan ikan dan tiram mutiara. Mutiara tersebut merupakan komoditi ekspor ke berbagai negara.

Jika tertarik berkunjung ke Morotai, bisa ditempuh dengan menggunakan jalur laut maupun udara yang tersedia di Provinsi Maluku Utara.

Walau jadwal pesawat menuju Morotai tidak tersedia setiap hari, kita bisa menggunakan jasa speedboat dari Tobelo menuju Daruba, Kabupaten Pulau Morotai.

Penulis: Fathur Ridho

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *