Nama Mokhtar Dahari mungkin sangat asing bagi pecinta bola era sekarang. Sama halnya dengan nama Ramang dari Indonesia.
Tapi, coba baca sejarah sepakbola. Nama Ramang dan Mokhtar Dahari adalah dua legenda yang hingga kini harum dan abadi serta mendapat pengakuan dari FIFA.
Selepas era Ramang dari Indonesia, lahir pesepakbola terbaik dari Malaysia, Mokhtar Dahari.
Mohamad Mokhtar bin Dahari atau Mokhtar Dahari lahir pada 13 November 1953 di Setapak, Selangor, Malaysia.
Sebelum menekuni sepakbola, dia adalah atlet badminton, sepak takraw dan hoki.
Soal kesetiaan jangan tanya Dahari. Dia memperkuat Tim Selangor dari tahun 1972-1987. Total dia menjaringkan 177 gol dari 375 penampilan.
Pada usia 19 tahun dia terpilih menjadi anggota tim nasional sepakbola Malaysia. Dahari mendapat julukan ‘Supermokh’ karena kehebatannya mencetak gol.
Saat Dahari berusia 23 tahun, dia mendapat penghargaan sebagai penyerang terbaik Asia oleh majalah World Star Soccer.
Namanya hingga kini abadi dalam daftar pencetak gol terbanyak untuk timnas. Dia mencetak 89 gol dari 131 penampilannya bersama timnas Malaysia.
Puskas sendiri mengoleksi 84 gol dari 85 laga untuk timnas Hongaria. Sementara Pele mengoleksi 77 gol dari 92 partai untuk Timnas Brazil.
Hanya Christiano Ronaldo (Portugal), Ali Daei (Iran) dan Lionel Messi (Argentina) yang melampaui catatannya.
Saat memperkuat Malaysia masa tahun 1970-an, Malaysia memang menjadi tim menakutkan. Mereka bisa mengalahkan Korea Selatan dan Jepang.
Dahari sempat mendapat tawaran dari Arsenal dan Real Madrid. Namun tak pernah dia respon. Baginya bermain untuk Selangor dan Malaysia adalah segalanya.
“Hidup dan Matiku hanyalah untuk Selangor. Jika anda malu untuk berpegang pada warna anda, lebih baik anda mencari bendera lain,” begitu pernyataan kesetiaan dan nasionalisme Dahari yang terkenal.
Dahari mencetak gol saat menahan imbang 1-1 timnas Inggris asuhan Bobby Robson tahun 1978. Dia juga pernah berduel dengan Maradona ketika timnya Selangor FA bersua Boca Juniors tahun 1982.
Dia pensiun tahun 1986 dan memberikan kostum nomor sepuluhnya kepada Raja Muda Selangor. Namun, atas permintaan banyak pihak, dia kembali bermain satu musim sebelum benar-benar pensiun pada 1987.
Baca juga: Ramang, Legenda Indonesia Spesialis Gol Salto
Dahari meninggal di usia sangat muda, 37 tahun pada 11 Juli 1991 setelah tiga tahun berjuang melawan penyakit Motor Neuron Disease (MND). (BangKipot)