Dua hari terakhir viral sebuah video dari Miftah Maulana, seorang tokoh agama mengolok seorang penjual es teh.
Miftah Maulana Habiburrahman, pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman. Bukan itu saja, Miftah kini menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto, Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
“Es tehmu jik okeh ra? Masih, yo kono didol, Gobl*k (Es teh kamu masih banyak atau tidak? Masih, ya sana dijual, Gobl*k),” begitu katanya.
“Dol’en ndisik ngko lak rung payu, wis, takdir (kamu jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir),” lanjut dia.
Semua orang yang melihat video ini, pasti terkejut, terbelalak, tak habis pikir, seorang dengan kapasitas seperti itu, tega berbicara begitu di depan publik.
Tak peka dan mampu berempati apa yang dirasakan orang lain. Terlebih seorang pedagang kecil, yang sedang berjuang mencari nafkah untuk keluarga.
Pedagang es teh itu bernama Sunhaji. Seorang kepala keluarga yang menghidupi istri dan dua anaknya, yang duduk di bangku SD dan SMP. Yang juga tinggal bersama mertuanya.
Awalnya, ketika video itu viral Sunhaji mengaku sakit hati, namun sudah Ikhlas menerima dan memafkan ucapan Miftah.
Kejadian itu sendiri terjadi pada acara Magelang Bersholawat tersebut berlangsung di Lapangan drh. Soepardi, Sawitan, Mungkid, Kabupaten Magelang. Tepatnya, Senin (25/11/2024).
Memang benar, belakangan Miftah sudah membuat video permintaan maaf dan bertemu dengan Sunhaji. Miftah mengaku khilaf, dengan alasan sering bercanda seperti itu.
Namun, ada beberapa hal yang mungkin menjadi poin dalam video ini. Lebih tepatnya, menggambarkan bagaimana tingkat adab bangsa ini.
Sosok satu ini memang terkenal agak laen. Beberapa waktu lalu muncul videonya bersikap kasar terhadap istrinya, yang juga dia sebut bercanda dan sudah biasa. Pun, dengan videonya bagi-bagi uang ketika Pilpres.
Kedua, yang sangat memprihatinkan. Di atas panggung tersebut juga ada beberapa tokoh agama, yang turut tertawa dengan ucapan sensitif itu. Ada Yusuf Chudlori, Zaidan Bin Yahya dan Usman Ali Salman.
Nama terakhir bahkan tampak terbahak-bahak nyaris ngompol, menganggap itu adalah kalimat yang sangat menghibur. Meski membuat perasaan orang lain tersakiti, dipermalukan di depan ribuan orang.
Yusuf Chudlori juga turut membuat video pembelaan untuk Miftah Maulana, meminta publik maklum cara bercandanya. Dia bahkan menyalahkan Suharji yang berdagang es teh saat hujan, yang mengganggu pandangan banyak orang.
Jelas, tak ada empati dan simpati buat Sunhaji yang tertegun menahan malu usai ditertawakan banyak orang.
Mungkin mereka juga khilaf, tak sadar status mereka sebagai tokoh agama. Ingin dihormati tapi tak bisa menghormati orang lain. Suka mengajak orang menuju kebaikan, tapi…
Ketiga, yang membanggakan juga memberikan harapan. Ketika video tersebut viral, langsung datang ucapan simpati dari banyak warganet. Membela Sunhaji sebagai pejuang rupiah.
Ratusan orang juga mendatangi rumah Sunhaji, memberikan dukungan. “Mereka boleh menghina tapi kami memuliakan,” begitu niat mereka yang seragam.
Ada yang memberikan sembako, bingkisan dan uang ratusan juta rupiah. Sunhaji juga mendapat sepeda motor dan tiket melaksanakan ibadah Umrah di bulan Ramadan.
Mereka mengajarkan adab dan kemanusiaan sebenarnya. Seolah menyindir para tokoh agama dan mereka yang turut menertawakan Sunhaji waktu itu.
Sebuah tonjokan kepada Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto, Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Juga kepada mereka yang mengaku tokoh agama.
Ironi Politik Indonesia, Elite Untung Rakyat Buntung
Terakhir, kepada pimpinan negeri, pemberi jabatan kepada Miftah. Jika tak ada evaluasi, bersiaplah dengan video-video kontroversial Miftah Maulana Habiburrahman selanjutnya, dalam lima tahun masa jabatan.
Ada dua dan tiga, hampir pasti akan ada video-video berikutnya. Waktu yang akan mengonfirmasi.
Miftah Maulana, memang utusan Presiden Prabowo yang agak laen..
Tidak ada komentar