Lodewijk Paulus, Putra Kawanua yang Jadi Sekjen Golkar

Lodewijk Paulus, Putra Kawanua yang Jadi Sekjen Golkar

Lodewijk Freidrich Paulus akhirnya resmi diumumkan sebagai Sekretaris Jenderal Parta Golkar menggantikan Idrus Marham, Senin (22/1/2018).

Hal ini bermula dari hasil Musyawarah Nasioanal Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar, 20 Desember 2017, yang menasbihkan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum. Langkah Munaslub diambil karena adanya desakan sejumlah tokoh menyusul ketua Umum sebelumnya, Setya Novanto terjerat kasus di KPK.

Saat itu, Hartarto juga diamanahkan menjadi formatur tunggal dan akan memilih pengurus baru sebulan setelah Munaslub berakhir.

Posisi Sekjen Partai Golkar santer disebut akan dirotasi menyusul masuknya Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar yang baru. Namun saat itu, Airlangga menyebut kinerja Idrus Marham cukup mumpuni di posisinya.

Namun, kabar mutasi posisi Sekjen Partai Golkar tersebut kembali kencang berhembus setelah Idrus Marham ditarik Presiden Joko Widodo masuk dalam kabinet.

Marham dipercayakan menjabat Menteri Sosial yang baru, menggantikan Khofifah Indar Parawansa. Khofifah sebelumnya mengundurkan diri dan memilih menjadi kontestan dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur.

Sebelum nama Sekjen partai Golkar diumumkan, sejumlah tokoh internal Partai Golkar membocorkan, jika Lodewijk Freidrich bersaing ketat dengan Happy Bone.

Pada akhirnya, politisi berlatar belakang militer yang belum lima tahun bergabung dengan partai Golkar tersebut lebih dipilih Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Lantas siapakah Lodewijk Freidrich Paulus?

Lodewijk Freidrich Paulus adalah putra kawanua kelahiran Manado Sulawesi Utara, 27 Juli tahun 1957.

Lodewijk Paulus merupakan lulusan Akademi Militer Angkatan Darat tahun 1981. Dia aktif sebagai militer hingga bulan juli 2015. Penghujung karirnya, Lodewijk Paulus memegang tiga jabatan bergengsi.

Tanggal 4 Desember tahun 2009, Lodewijk Paulus menjabat Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus), menggantikan Mayor Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. Jabatan tersebut berakhir tanggal 8 September 2011. Dia digantikan Mayor Jenderal TNI Wisnu Bawa Tenaya.

Usai dari Kopassus, Lodewijk Paulus kemudian dipercayakan menjabat Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan.

Dia menggantikan Mayor Jenderal TNI Leonardus JP Siegers. Masa jabatannya pada kurun waktu 8 September 2011 hingga 5 Juni 2013. Posisinya kemudian digantikan Mayor Jenderal TNI Burhanuddin Siagian.

Jabatan terakhirnya sebelum purna bakti adalah Dankodiklat TNI Angkatan Darat. Lodewijk Paulus menggantikan Letnan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, seniornya yang kemudian menjadi Kepala Staf Angkatan Darat dan Panglima TNI. Lodewijk Paulus digantikan Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo pada 25 Juli 2015.

Lodewijk Freidrich Paulus memasuki masa pensiun dengan pangkat Letnan Jenderal.

Pensiun dari militer, Lodewijk Freidrich Paulus kemudian terjun ke dunia politik dan bergabung bersama Partai Golkar pimpinan Setya Novanto.

Lodewijk menjabat Koordinator Bidang Kajian Strategis dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dia juga pernah ditugaskan menjadi Plt Ketua DPD I Partai Golkar Lampung.

Terpilihnya Lodewijk Paulus sebagai Sekjen Partai Golkar seakan bernostalgia kepada Golkar sejak era orde baru. Saat itu, militer memang selalu memegang jabatan vital Ketua Umum ataupun Sekjen.

Lihat saja tiga ketua umum Golkar pertama yakni Mayjen Djuhartono (1964-1969), Mayjen Suprapto Sukowati (1969 1973) dan Mayjen Amir Moertono (1973-1983). Setelah itu ada Letjen Sudharmono (1983-1988), Letjen Wahono (1988-1993).

Ketika Harmoko terpilih sebagai orang sipil pertama yang memegang komando beringin satu, militer tetap menjabat sebagai Sekjen yakni Letjen Ary Mardjono (1993-1998). Pun begitu dengan Akbar Tandjung- Letjen Tuswandi (1998-2004), Jusuf Kalla-Letjen Sumarsono (2004-2009).

Barulah ketika Aburizal Bakrie menjabat tahun 2009, dominasi militer berakhir, Saat itu Bakrie memilih Idrus Marham sebagai Sekjen pertama dari kalangan sipil.

Kini partai Golkar seakah kembali kepada khitahnya yang melibatkan militer dalam posisi vital kepemimpinan partai beringin tersebut.

Namun posisi Lodewijk Freidrich Paulus bukan tanpa terpaan angin.

Dalam AD/ART Partai Golkar Pasal 12 jelas termaktub, syarat  menjadi pengurus Partai Golkar yakni pernah aktif menjadi anggota sekurang-kurangnya lima tahun. Namun syarat tersebut seakan diabaikan Ketum Airlangga Hartarto dengan segala pertimbangan.

Lodewijk Freidrich Paulus kini dihadapkan dengan tantangan yang tidak mudah mengantarkan partai Golkar sebagai pemenang Pemilu Legislatif sekaligus mengantar Joko Widodo sebagai Presiden RI periode kedua.

Penulis: Efge Tangkudung

More From Author

Fernando Wowor, Nama Pria yang Tewas Tertembak di Bogor

Fernando Wowor, Nama Pria yang Tewas Tertembak di Bogor

Disentil Presiden, Olly Perintahkan Jajaran Permudah Perizinan

Disentil Presiden, Olly Perintahkan Jajaran Permudah Perizinan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *