Namun, melihat apa yang terjadi di hari terakhir kampanye, Sabtu (13/4/2019), tampaknya Pemenang Pilpres 2019 sudah terjawab. Ada beberapa hal yang mengindikasikan hal itu benar adanya.
Mari kita tilik lebih dalam…
Pertama, kampanye akbar pendukung pasangan 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) seakan membayar kontan apa yang dilakukan pendukung pasangan 02 pada tempat yang sama, beberapa hari sebelumnya.
Pasangan 02 waktu itu bahkan mengklaim jumlah pendukung yang hadir mencapai satu juta jiwa. Memang dari foto udara, pendukung Prabowo Subianto- Sandiaga Uno kala itu sangat banyak.
Tak mau kalah, pendukung 01 Jokowi-Amin, seolah langsung membungkam para pendukung 02, dengan massa yang lebih banyak. Bukan hanya di dalam stadion, tapi massa mengular dan menyemut hingga di luar stadion.
Meminjam logika pendukung 02, jika massa di Stadion Utama GBK bisa menjadi miniatur pemilih di Indonesia, hal itu sudah menjawab siapa presiden dan wakil presiden yang akan terpilih untuk lima tahun ke depan.
Kedua, sebelum kampanye akbar terakhir, beberapa lembaga kredibel mengeluarkan hasil survei prediksi pemenang, lengkap dengan sejumlah penjelasan.
Hasilnya, semua hasil lembaga survei tersebut, menempatkan pasangan 01 sebagai pemenang Pilpres 2019. Bahkan ada lembaga survei yang menyebut pasangan Jokowi-Amin akan menang dengan selisih 20 persen suara.
Ini tentunya menjadi penegas sejumlah survei sebelumnya dengan hasil yang kurang lebih sama. Pasangan Jokowi-Amin tampaknya tak bisa terbendung untuk membuka jalan ke Istana.
Hal itu langsung mendapat tanggapan keras dari petinggi Partai Demokrat tepat selesai debat di media sosial. Itu juga menjadi jawaban kenapa wajah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agak masam setelah debat.
Itu mendeskripsikan perpecahan bakal tercipta di kubu 02. Partai Demokrat bisa saja tidak optimal menggerakkan kadernya untuk memilih Prabowo-Sandi.
Keempat, dalam debat tersebut, publik tak mendapat kesan baru antar dua pasangan calon. Prabowo masih mengritik tak fokus dengan style zaman old, sedang Sandiaga dengan generalisasi pengalaman bertemu dengan si Fulan dan si Nganu.
Lain pihak, Jokowi sebagai petahana terlihat terlalu tangguh. Dengan pengalaman manajerial birokrasinya, Jokowi bahkan seperti menguliahi pasangan Prabowo-Sandi sepanjang debat.
Bahkan, Prabowo makin menjauhkan diri dari kaum milenial ketika secara tak terduga terserang dengan pertanyaan seputar game online, milik milenial masa kini.
Belum lagi ‘serangan’ Ma’ruf Amin untuk Prabowo-Sandi, yang menyebut keduanya bagian dari 1 persen orang super kaya di Indonesia.
Mungkin pendukung 02 bisa berbesar hati ketika dai kondang Abdullah Gymnastiar (AA Gym) menyatakan dukungannya ke Prabowo-Sandi. Pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhiid itu potensial akan menambah suara untuk Prabowo-Sandi.
Tapi itu juga terjawab tunai. Hari yang sama, Joko Widodo mendapat dukungan dari dua ulama NU kharismatik dan bermassa besar. Keduanya adalah KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) dan Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya (Habib Luthfi)
Bahkan Jokowi diberikan hadiah serban hijau dari Mbah Moen dan tasbih biru dari Habib Luthfi. Mbah Moen merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang. Habib Luthfi belum lama ini terpilih sebagai pemimpin Forum Ulama Sufi Sedunia atau Al Muntada’ Sufi Al ‘Alami.
Sejumlah runtutan kejadian di hari terakhir kampanye tersebut, tampaknya merupakan isyarat kemenangan sudah menjadi milik Jokowi-Amin .
Pada akhirnya, tiga hari lagi semuanya akan terjawab gamblang. Tiga hari lagi publik akan mengetahui siapa pasangan calon pemimpin 2019-2024.
We’ll wait and see…
Tidak ada komentar