Industri film Indonesia kembali mencetak sejarah baru dengan hadirnya Jumbo, sebuah film animasi yang berhasil menarik perhatian jutaan penonton, menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Dalam waktu kurang dari dua bulan sejak penayangannya, Jumbo telah menghadirkan lebih dari 9,4 juta penonton, menjadikannya film animasi pertama yang masuk dalam daftar film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Dengan tren jumlah penonton yang terus meningkat, Jumbo diprediksi akan segera melampaui film KKN di Desa Penari dan menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Kesuksesan Jumbo tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor utama yang membuat film ini begitu fenomenal.
Jumbo menghadirkan visual yang belum pernah ada sebelumnya dalam film animasi Indonesia.
Detail karakter, latar belakang, dan efek animasi membuat film ini terasa begitu hidup dan emosional.
Film ini mengangkat tema perundungan dan pencarian jati diri, yang sangat relevan bagi banyak orang. Kisah Don, seorang anak yang sering dirundung, dan perjalanannya bersama Meri, roh kecil yang ingin bertemu keluarganya, berhasil menyentuh hati penonton.
Sejak awal penayangannya, Jumbo mendapatkan ulasan positif dari penonton. Banyak yang merekomendasikan film ini di media sosial, sehingga semakin banyak orang tertarik untuk menontonnya.
Promosi Jumbo sejak tahun 2020, jauh sebelum proses produksinya selesai. Hal ini membangun rasa penasaran publik dan menciptakan antusiasme yang tinggi saat film akhirnya rilis.
Lagu-lagu dalam film ini, seperti “Selalu Ada di Nadimu” oleh Bunga Citra Lestari, berhasil memperkuat emosi dalam cerita dan menjadi favorit banyak penonton.
Jumbo disutradarai oleh Ryan Adriandhy, seorang multitalent berbakat yang bekerja sama dengan Visinema Studios untuk menghasilkan film ini.
Film ini melibatkan lebih dari 420 kreator lokal yang bekerja keras selama lima tahun untuk menghasilkan animasi berkualitas tinggi.
Tim ini terdiri dari animator, ilustrator, dan teknisi visual yang telah berpengalaman dalam industri animasi.
Jumbo bukan hanya sekadar film animasi biasa, ia adalah fenomena yang mengubah wajah industri film Indonesia.
Dengan kualitas animasi yang luar biasa, cerita yang menyentuh, strategi promosi yang efektif, serta dukungan dari para pengisi suara dan musisi ternama, Jumbo berhasil menarik perhatian jutaan penonton dan tinggal menghitung hari untuk menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
So, bagi yang belum menonton, Jumbo masih tayang di bioskop dan menjadi salah satu film yang wajib disaksikan tahun ini!
Library of Congress, Perpustakaan Terbesar di Dunia
Robert Francis Prevost. Paus Leo XIV
– Don (Si “Jumbo”) – Prince Poetiray (usia 10 tahun), Den Bagus Satrio Sasono (usia 4 tahun)
– Meri (Maria) – Quinn Salman
– Nurman – Yusuf Özkan
– Mae (Maesaroh) – Graciella Abigail
– Atta – Muhammad Adhiyat
– Acil – Angga Yunanda
– Ayah Don – Ariel NOAH
– Ibu Don – Bunga Citra Lestari
– Oma Don – Ratna Riantiarno
– Pak Rusli – Kiki Narendra
– Panitia Datar – Aci Resti
– Panitia Panik – Rachel Amanda
– Suara Kambing – Chicco Jerikho, Angga Dwimas Sasongko, Ganindra Bimo.
Film ini menghadirkan karakter yang kuat dan penuh emosi:
– Don – Anak yang sering dirundung tetapi memiliki semangat besar untuk membuktikan dirinya.
– Meri – Roh kecil yang setia menemani Don dalam perjalanannya.
– Nurman – Sahabat Don yang jenaka dan selalu hadir .
– Mae – Teman Don yang cerdas dan tegas.
– Atta – Perundung yang ternyata memiliki latar belakang hidup yang penuh tantangan.
Film ini memiliki deretan lagu orisinal yang memperkuat emosi dalam cerita:
– “Selalu Ada di Nadimu” – Bunga Citra Lestari
– “Selalu Ada di Nadimu” (Versi Duet) – Prince Poetiray & Quinn Salman
– “Dengar Hatimu” – Prince Poetiray & Quinn Salman
– “Kumpul Bocah” – Maliq & D’Essentials
Animator dan Tim Kreatif
Advertorial
Tidak ada komentar