JIPS-KAGAMA Diskusi Pembangunan Sulut

F. G. Tangkudung
30 Des 2017 13:27
Berita 0 408
2 menit membaca

Diskusi hangat untuk membangun Sulut kembali digelar di akhir tahun 2017, oleh Jurnalis Independent Pemprov Sulut (JIPS).

Kali ini diskusi mengangkat tema’ Peran Pers dalam Pembangunan Sulawesi Utara’.

Jurnalis Independent Pemprov Sulut (JIPS) menggandeng Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (KAGAMA) di Sulawesi Utara untuk berdiskusi, Jumat (29/12/2017).

Selain diikuti oleh anggota JIPS yang setiap harinya bertugas meliput di Kantor Gubernur Sulut, diskusi ini juga menghadirkan pembicara-pembicara berkompeten di bidangnya masing-masing.

Sebut saja, Asisten III Setdaprov Sulut, Royke Roring, Ketua KPID Sulut Raymond Pasla yang juga adalah wartawan senior, Pengamat Politik Pemerintahan asal Sulut, Taufik Tumbelaka.

Ada juga akademisi dan alumni UGM seperti Dr Peggy Egam, DR Welly Waworundeng dan Dr Ivan Kaunang yang mewakili Universitas Samratulangi Manado.

Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Sulut Jemmy Kumendong menegaskan, pembangunan yang sedang dikebut di Sulawesi Utara terlaksana berkat topangan dukungan dari insan pers yang ada di Sulut.

“Torang pe pembangunan di Sulut ini kalau dorang (pers) tidak turut serta dalam memberikan informasi kepada masyarakat maka percuma saja torang membangun kalau masyarakat tidak mengetahuinya,” tegasnya.

Lanjut Kumendong, peran pers itu sangatlah penting karena pers adalah mitra kerja dari pemerintah yang posisinya sejajar dengan pemerintahan. Peran pers disebutnya untuk mengawasi setiap kebijakan dan menjadi pengontrol pemerintah dalam membangun daerah.

“Pers itu akan terus menjadi mitra pemerintah dalam mengontrol segala sesuatu yang dilakukan pemerintah dalam melayani masyarakat, tentunya sesuai dengan etika jurnalis,” tambah Kumendong.

Pengamat Politik dan Pemerintahan, Taufik Tumbelaka mengatakan, tugas berat yang dipikul insan pers tidaklah gampang.

Menurutnya, pers harus mengontrol dan memberitakan sesuatu kepada masyarakat harus sesuai dengan kenyataan.

“Kebenaran dan keakuratan sebuah berita menjadi moral besar sebagai seorang wartawan, apalagi menjadi pengontrol pemerintah dalam setiap pembangunan yang dilaksanakan, pers itu harus profesional,” tutur Tumbelaka.

Sementara itu, ketua KPID Sulut Raymond Pasla mengatakan, menjadi insan pers harus independen dan profesional.

Bukan hanya itu, pers menurutnya harus juga menjaga konsistensinya dan memiliki integritas yang tinggi.

“Kalau bilang pers itu independen tak cukup, karena pers juga harus memiliki integritas dala memberitakan sesuatu. Semua harus sesuai dengan kode etik pers dalam menulis setiap berita baik secara fakta dan akurat,” kata wartawan senior ini.

Penulis : Habel Sirenden

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *