Arti Marga Minahasa
Ketika membaca sebuah nama, kita bisa langsung mengetahui asal orang tersebut. Beberapa daerah memiliki ciri khas dalam penamaan. Contohnya Bali, Sumatera Utara, Aceh, Maluku dan juga Sulawesi Utara.
Minahasa merupakan salah salah satu suku yang ada di Sulawesi Utara. Minahasa termasuk daerah yang menganut sistem patrilineal atau yang mewariskan nama belakang (marga) ayah kepada anaknya.
Nama belakang menjadi kehormatan keluarga besar. Itulah mengapa, wanita yang sudah menikah sering menggunakan marga suaminya dalam pergaulannya.
Baca: Bagea Kenari, Kue Manado yang Dicari Jokowi
Nama belakang di Minahasa dikenal dengan istilah fam (marga). Banyak yang menyebutkan Fam merupakan ungkapan pendek dari Family (inggris).
Meski demikian, ada juga yang berpendapat fam itu adalah proses penyesuaian pelafalan dari Van (Belanda), karena Minahasa merupakan daerah jajahan Belanda.
Menurut FS Watuseke diketahui, fam/ marga mulai digunakan sejak akhir abad ke 18.
Ini bermula ketika agama Kristen Protestan masuk Minahasa pada tahun 1831 yang dibawa JF Riedel dan JF Schwarz tepatnya di Langowan.
Sejak itu, banyak orang Minahasa mendapatkan nama baptis. Di belakang nama baptisnya kemudian ditambahkan juga nama dari ayah atau opa/kakek.
Waktu itu nama ayah/opa adalah nama-nama asli Minahasa yang diambil dari bahasa daerah.
Nama orang Minahasa waktu itu diambil dari ciri khusus waktu lahir, sifat, nama benda ataupun harapan kedua orang tua.
Menukil tulisan Bung Dotulong, pemberian fam/ marga dimulai sejak tanggal 4 Oktober 1864. Ini juga melalui keputusan pemerintah Belanda yang termuat dalam lembaran pemerintah (staatsblad no. 142).
Kemudian, setelah itu warga diwajibkan mendaftarkan nama pada kantor catatan sipil (BS). Ini juga yang memungkinkan banyak fam/ marga Minahasa yang hampir sama atau berbeda satu huruf saja, karena salah penulisan atau pengejaan.
Lalu apa arti dari fam/ marga yang melekat di belakang nama anda?
Abutan : Pembersih
Adam : Tenang
Agou : Anoa
Akai : Penjaga
Aling : Pembawa
Alui : Pelipur lara
Amoi : Teman sekerja
Andu : Tempat bersenang
Anes : Tawakal
Angkouw : Keemasan
Anis : Penghalau
Antou : Nama kembang
Arina : Tiang tengah
Assah : Pembuka jalan
Awondatu : Yang dikehendaki
Awui : Senang.
Batas : Pemutus
Bella : Pasukan
Bokau : Bibit emas
Bokong : Mengikat
Bolang : Penangkap ikan
Bolung : Perisai
Bororing : Pembuat roreng
Boyoh : Pendamai
Buyung : Penurut.
Damongilala: Benteng
Damopoli : Jujur dan adil
Dapu : Mematahkan
Datu : Pemimpin
Datumbanua : Kepala Walak
Dayoh : Karunia
Dededaka : Panah lidi hitam
Dendeng : Suara yang terang
Dengah : Hakim
Dewat : Menyeberangi
Dien : Dihiasi
Dimpudus : Cerdik kepalanya
Dipan : Ukuran depa
Dompis : Pekerja baik
Dondo : Prinsip
Dondokambei : Prinsip tetap
Donsu : Jimat penolak
Doodoh : Penggerak
Doringin : Penari
Dotulong : Pahlawan besar
Dumais : Menggenapi
Dumanauw : Pemenang
Dumbi : Didepan
Dungus : Berkedudukan
Dusaw : Pembuka
Egam : Menjaga
Egetan : Lonceng kecil
Ekel : Lirikan
Elean : Arah barat
Eman : Dipercaya
Emor : Lengkap
Endei : Dekat
Engka : Pegang
Enoch : Pilihan
Ering : Kurang besar
3 tahun lalu
Talumepa kenapa tidak ada ya.?