Ding Liren resmi menggantikan Magnus Carlsen sebagai juara dunia tak terbantahkan catur klasik 2023, Minggu (30/4/2023). Untuk kali kedua juga, Ian Nepo gagal meraih mahkota FIDE itu, karena faktor kesabaran yang berujung langkah tak akurat dan blunder.
Mungkin Ian Nepo akan menyesali rentetan blunder parah ala pos ronda yang membuatnya kembali menjadi pencundang dalam kejuaraan kali ini.
Sebenarnya, Ian Nepomniachtchi memulai turnamen dengan kepercayaan diri luar biasa. Sebaliknya sang lawan, tampil gugup dan demam panggung.
Game pertama, Ian Nepo yang memegang buah putih unggul mutlak ketika langkah 27. Sayang, Nepo gagal menemukan langkah akurat meski waktunya masih tersisa banyak. Akibatnya, Ding berhasil menetralisir keadaan dan memaksa hasil remis.
Game kedua, meski tampil dengan buah hitam Nepo kembali terlihat begitu superior. Ding hanya bisa pasrah ketika Ian memporak-porandakan pertahanannya. Dia memimpin satu kemenangan.
Usai game ketiga yang berakhir remis, Ian kembali menunjukkan sifat aslinya pada game empat. Ceroboh dan tidak sabaran. Meski punya banyak waktu, Ian melakukan blunder parah. Akibatnya Ding berhasil menyamakan kedudukan.
Game lima, Ian menunjukkan kualitas teknisnya untuk kembali memimpin. Namun game enam, Ding yang balik menunjukkan kehebatan untuk menyamakan kedudukan. Game tujuh, Ian kembali memimpin. Sejak itu empat game selanjutnya berakhir remis.
Dia yang sudah unggul posisi tiba-tiba melakukan sebuah blunder tak masuk logika. Tanpa menggunakan waktunya yang masih banyak, dia melangkah terlalu cepat.
Tak ada kesabaran. Akibatnya, game 12 yang seharusnya jadi miliknya, berbalik menjadi milik Ding Liren. Skor kembali sama.
Dua game terakhir berakhir remis. Pertarungan berlanjut ke babak catur cepat empat game. Tiga game pertama kembali berakhir remis.
Pada game keempat, Ian Nepo sebenarnya unggul posisi di langkah 34. Kembali, meski masih menyisakan waktu cukup banyak, Ian melakukan langkah tidak akurat yang membuatnya kehilangan keunggulan.
Lagi, ketika pertandingan masih bisa berakhir remis, Ian justru melakukan blundar fatal. Dia akhirnya kalah.
Entah apa yang terjadi, namun penampilan Ian Nepo tak semestinya terjadi di level tertinggi kejuaraan catur klasik.
Mungkin takdir juara dunia memang sudah menjadi milik Ding Liren. Tapi, Ian Nepo tak pernah berikhtiar sekaligus belajar dari kesalahan, sama ketika melawan Magnus Carlsen di ajang sama edisi sebelumnya.
Baca: Lupakan Magnus, Ding Liren Juara Dunia Catur 2023
Dari kejuaraan ini, para pecinta catur bisa banyak belajar, kualitas teknis harus dibarengi kesabaran. Jika tidak, kecerobohan dan langkah blunder tinggal menunggu waktu, yang pasti berakhir dengan kekalahan. (BangKipot)