Grab Sejahtera, Mitra Merana

Bang Kipot
27 Mei 2018 20:33
Berita 0 2610
2 menit membaca

Bisnis transportasi berbasis online yang menjamur belakangan ini membuat kebutuhan masyarakat akan kebutuhan transportasi online semakin meningkat.

Namun dalam bisnis tersebut ada juga ketimpangan yang terjadi antara pemilik transportasi online dan mitra sebagai driver.

Di Manado, transportasi berbasis online asal negeri Jiran Malaysia, Grab, mendapat banyak pengeluhan dari mitranya sendiri. Pasalnya aturan pemberlakuan bonus/insentif dinilai tidak seimbang dan kian hari merugikan driver.

Kerugian itu juga mencakup sistem yang tidak jelas karena adanya pemotongan bahkan pembatalan bonus/insentif secara sepihak dari pihak Grab yang harus merugikan driver.

Tercatat ada sekitar 10 ribu mitra Grab yang beroperasi di Manado, Bitung, Tomohon dan Minahasa yang membuat persaingan semakin ketat untuk mendapat orderan yang masuk. Belum lagi driver Go-Jek yang sama-sama bersaingan dalam memberikan layanan transportasi kepada masyarakat.

Jupri Sattu, seorang mitra Grab mengaku semakin bingung dengan sistem yang diterapkan oleh Grab. Dirinya mengaku semakin hari bonus/insentif tak jelas.

Kadang-kadang besarnya bonus tidak tetap dan dalam seminggu ada sampai sembilan kali perubahan bonus.

“Saya sebagai mitra Grab bingung dengan sistem Grab belakangan ini, kami harus rugi karena tidak ada kejelasan sistem yang amburadul. Bonus saya sering dipotong tanpa ada kejelasan tentang kesalahan saya,” katanya dengan wajah kecewa.

Ketua Kita Grab Manado, Ami Kangiden Haji Ali kepada Manadopedia.com mengatakan bahwa hal ini harus menjadi perhatian serius karena sudah banyak anggotanya yang mengeluh akan hal ini.

Dirinya menuturkan bahwa sistem Grab ini sangat merugikan driver. Hal ini tentunya menjadi kerugian yang besar bagi driver karena semakin hari mereka semakin dirugikan.

“Sudah banyak anggota Kita Grab yang mengeluh dengan sistem ini. Skema insentif grab tiap minggu berubah bahkan sampai sembilan kali perubahan dalam seminggu. Ini membuat posisi driver dirugikan sementara grab tetap mendapat untung dalam setiap transaksi,” katanya.

Dia menambahkan bahwa dalam setiap transaksi, Grab mendapat 20 persen yang artinya penghasilan dirver per harinya dipotong 20 persen oleh Grab. Kebijakan ini tentunya membuat pendapatan driver semakin berkurang.

“Kalau sistem ini terus berjalan bisa dikatakan bahwa ini namanya Grab sejahtera, mitra merana,” tukasnya.

Penulis : Habel Sirenden

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *