Argentina menjadi juara piala dunia Qatar 2022 setelah menaklukkan Prancis lewat adu penalti. Kemenangan Argentina, mengikuti jejak Spanyol 2010 yang kalah di laga perdana.
Memang, pada partai pertama, Argentina kalah dari Arab Saudi 1-2. Namun, ternyata kekalahan tersebut memberikan banyak pelajaran untuk timnas Argentina.
Kekalahan ini adalah tamparan sekaligus alarm penting buat anak asuh Lionel Scaloni. Dari laga inilah, Argentina belajar agar tak memandang remeh lawan. Selain itu, Argentina belajar soal kesabaran dan pantang menyerah sampai menit akhir.
Sempat memimpin dua gol, Belanda berhasil menyamakan kedudukan 2-2 lewat dua gol Wout Weghorst. Penyebabnya, Scaloni cepat-cepat mengubah strategi untuk bertahan. Padahal, sebelum gol kedua Argentina terjadi, Leo Messi Cs begitu mendominasi pertandingan.
Pertandingan yang berlanjut ke babak adu penalti juga menghadirkan mental kuat buat timnas Argentina. Mereka lebih siap menghadapi tekanan ketimbang Prancis di babak tos-tosan tersebut.
Pelajaran dari laga melawan Belanda seakan menjadi Deja vu di laga final melawan Prancis. Mereka yang unggul namun bisa tersamakan Prancis, tak panik. Pun begitu, mental penalti terasah di laga kontra Belanda berakhir sukses Argentina.
Ini juga menjadi faktor besar Argentina menjadi juara dunia. Ketika Italia gagal masuk ke Piala Dunia, satu favorit juara sudah tereliminasi.
Selanjutnya, tentu saja musuh bebuyutan Argentina, Jerman yang harus menanggung malu, tak lolos fase grup. Selanjutnya, saat Spanyol secara tak terduga juga terhempas dari persaingan karena kalah dari Maroko.
Terakhir, pulangnya tim Brazil yang menjadi rival abadi Argentina. Padahal banyak pihak memprediksi Brazil akan menjadi penghalang Argentina di babak semifinal.
Kondisi timnas Prancis yang harus kehilangan dua amunisi terbaiknya di lini tengah Paul Pogba dan N’Golo Kante. Absennya Pogba dan Kante sudah tentu membuat kreativitas dan kekuatan PRancis berkurang hampir separuh. Selain Mbappe dan Griezmann, kedua pemain ini menjadi kunci sukses Prancis menjuarai Piala Dunia 2018.
Usai kehilangan Pogba dan Kante, Prancis juga harus kehilangan striker utamanya Karim Benzema yang baru saja meraih Ballon d’Or. Belum lagi drama soal Benzema yang akan balik pada laga final.
Terakhir, virus aneh yang menyerang skuat Prancis sedari babak semifinal membuat fisik beberapa main belum kembali sepenuhnya.
Tentu saja kejelian pelatih Lionel Scaloni dan komposisi skuat Argentina serta. Scaloni berhasil mengoptimalkan semua bakat dan semangat muda Argentina dalam turnamen.
Julian Alvarez berhasil menjadi tandem bagi sang paman, Lionel Messi. Kegarangan de Paul dan Paredes juga menjadi warna baru timnas Argentina. Juga sejumlah pemain muda seakan menjadi prajurit sejati untuk melayani sang kaisar LM10.
Belum lagi, Paulo Dybala yang kini sudah sadar diri tak lagi merasa setara dengan Paman Leo. Alhasil dia cukup berkontribusi di laga semifinal dan final
Terakhir, kehadiran sang kiper Emiliano Martinez. Dia bak puzzle terakhir yang menjadi syarat Argentina meraih gelar juara. Martinez menjadi pahlawan ketika adu penalty melawan Belanda dan Prancis.
Kehadiran Martinez memang mengingatkan sebagian pecinta bola kepada Sergio Goycochea, kiper hebat Argentina era 90an.
Terakhir, tentu saja kehadiran GOAT Lionel Messi. Kehadirannya begitu berpengaruh buat para keponakannya. Bukan hanya itu, meski mencatat menjadi pemain paling ‘malas’ di piala Dunia, kehadiran Messi selalu menjatuhkan mental lawan.
Baca: Akhir Bahagia Buat La Pulga
Kini, Argentina resmi menjadi juara dunia Piala Dunia Qatar 2022. Sempai jumpa di Piala Dunia 2026. (BangKipot)