Provinsi Sulawesi Utara akan melaksanakan hajatan pesta demokrasi Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur 2020.
Baca: Daftar Gubernur Sulawesi Utara dari Masa ke Masa
Tiga kontestan bertarung menuju pucuk eksekutif daerah nyiur melambai ini.
Pasangan Christiany Eugenia Paruntu- Sehan Salim Landjar dan Vonny Anneke Panambunan- Hendry Runtuwene akan menantang petahana Olly Dondokambey-Steven Kandouw.
Situasi menarik sekaligus ironis tersaji dalam pemilihan Gubernur Sulawesi Utara 2020.
Hal ini mengacu konstelasi politik yang terjadi di Wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR).
Istilah BMR sendiri digunakan untuk rencana pemekaran menjadi provinsi sejak belasan tahun silam.
BMR mempunyai satu kota dan empat kabupaten yakni, Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolmong, Kabupaten Bolmong Timur (Boltim), Bolmong Selatan (Bolsel), Bolmong Utara (Bolmut).
Dalam pertarungan Pilgub 2020, Sehan Salim Landjar menjadi satu-satunya wakil dari BMR di antara 6 figur putra-putri terbaik Sulawesi Utara.
Nama Sehan Landjar sendiri sempat menghiasi headline media nasional ketika dirinya memarahi menteri soal bantuan pemerintah pusat ketika awal pademi Covid19.
Dia murka dengan kebijakan kementerian yang terlalu berbelit dan birokratis dalam penyaluran bantuan, padahal rakyatnya sudah kelaparan.
Landjar tak gentar, tak ada guratan ketakutan, sekalipun yang dia marahi seorang menteri.
Sempat jadi perdebatan, kebijakan menteri akhirnya diubah mengikuti pola pikir Landjar yang out of the box tapi pro rakyat. Kebijakan itu akhirnya berlaku untuk seluruh Indonesia.
Kini Sehan Landjar ingin menerapkan gaya kepemimpinan pro rakyat untuk melayani masyarakat Sulawesi Utara. Dari Bupati Boltim menuju Wakil Gubernur Sulut.
YANG jadi menarik sekaligus ironis, meski Eyang, sapaan akrabnya, menjadi wakil tunggal BMR dalam Pilgub kali ini, 4 kepala daerah se-Bolmong Raya tidak berada di pihaknya.
Mereka adalah Walikota KK Tatong Bara, Bupati Bolmong Yasti Soepredjo, Bupati Bolsel Iskandar Kamaru dan Bupati Bolmut Depri Pontoh.
Entah kebetulan, keempatnya kompak berada di barisan pendukung pasangan gubernur petahana Olly Dondokambey- Steven Kandouw.
Hal ini jelas menjadi perdebatan sekaligus kebingungan di kalangan pemilih Bolmong Raya. Bukan hanya bagi para elite dan tokoh Bolmong Raya, tapi hingga ke akar rumput.
Sesuai DPT, Bolmong Raya memiliki jumlah pemilih 410.548 orang atau 22,41 persen dari total pemilih Sulut yang berjumlah 1.831.867. Persentase yang cukup signifikan.
Sayang, meski memiliki jumlah pemilih yang cukup besar, BMR tak pernah sekalipun berhasil menempatkan wakilnya duduk di kursi eksekutif Sulut.
Dua kali Pilkada tercatat, BMR mengirimkan putra-putri terbaik dalam kontestasi Pilgub.
Dalam Pilgub 2005, nama Hamdi Paputungan mendampingi Ferry Tinggogoy bertarung dengan empat pasangan lainnya.
Hasilnya, pasangan Sinyo Harry Sarundajang- Freddy Sualang menjadi pemenangnya.
Tahun 2010, kembali BMR mengirimkan wakilnya di Pigub Sulut, bahkan dua figur sekaligus.
Srikandi terbaiknya, Marlina Moha Siahaan mendampingi Stevanus Vreeke Runtu. Sementara Hamdi Paputungan kembali dipinang, kali ini berpasangan dengan Ramoy Markus Luntungan.
Waktu itu pasangan Sinyo Harry Sarundajang- Djouhari Kansil jadi pemenang mengalahkan tiga pasangan lainnya.
KINI Sehan ‘Eyang’ Landjar kembali maju sebagai putra terbaik BMR untuk Pilgub Sulut, meski tak didukung sesama kolega kepala daerah se-BMR.
Mampukan Eyang mencatatkan sejarah mengharumkan Bumi Totabuan, sebagai putra BMR Pertama di Eksekutif Sulut dalam Pilkada langsung?
Biar rakyat BMR yang menentukan. (redaksi)
Tidak ada komentar