Korban pertama adalah WNA berkebangsaan Prancis Suly Dominicus (72)yang mengalami kecelakaan maut di Desa Parepei, Kecamatan Remboken, Minahasa, Minggu (8/4/2018) sekitar pukul 12.30 Wita.
Saat itu, Suly Dominicus mengendarai motor jenis Honda Vario bernomor polisi DB 6613 FT yang membonceng istrinya Jurnym Fancaiso juga WNA Prancis.
Ketika melaju, motor korban bertabrakan dengan motor yang dikendarai Omega Siwi (28) warga Pulutan jaga ll, Kecamatan Remboken yang membawa motor dengan nomor polisi DB 9649 MD. Diduga kedua motor tersebut melaju dengan kecepatan tinggi sehingga tidak sempat menghindar ketika terjadinya tabrakan.
Seketika, tiga korban tersebut langsung terlempar dari motor masing-masing. Nahas bagi Suly Dominicus, luka parah langsung membuatnya meninggal di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Sementara itu istri korban Jurnym Fancaiso dan pengendara motor lain Omega Siwi juga mengalami luka di sekujur tubuhnya. Ketiganya langsung dilarikan di Rumah Sakit Umum Sam Ratulangi Tondano.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Minahasa AKP Rudi Repi kepada media membenarkan kecelakaan yang merenggut nyawa seorang WNA tersebut.
Pihak imigrasi Kelas I A Manado kini masih berkoordinasi dengan kedutaan besar Prancis untuk memulangkan jenazah korban.
Baca juga: Lakalantas Maut di Gunung Potong, Ini Nama Para Korban
Baca juga: Truk Hantam Sirion, Tiga Pengendara Motor Tewas
Baca juga: Tabrak Kakek, Seorang Pemuda Tewas Mengenaskan
Baca juga: Terkejut Lihat Mobil, Ayah dan Anak Meninggal Dunia
Baca juga: Kecelakaan Maut di Tinoor, Seorang Penumpang Tewas
Korban kedua adalah Nunedes Bin Jamail alias Nurul Laji Hairullah (45) yang ditemukan meninggal di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado, Senin (9/4/2018).
Korban diketahui mengalami sakit selama dua minggu dan sudah tidak bisa berjalan, seperti yang dikatakan saksi rekannya sesama penghuni Rudenim.
Kepala Rudenim Manado, Arthur Mawikere kepada media mengatakan, status kewarganegaraan korban saat ini belum jelas. Korban dikatakan tidak memiliki kewarganegaraan.
Namun menurutnya, korban ditahan bersama dengan para warga negara Filipina di Rudenim. Dia juga menambahkan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak Konjen Filipina untuk memverikasi data almarhum.
“Korban diketahui pernah menghuni Rudenim Kupang. Di sana korban sempat mengalami sakit kejiwaan. Saat ditemukan sudah tak bernyawa, dari pemeriksaan medis, tidak ada tanda-tanda kekerasan di bagian tubuh korban,” katanya.
Penulis: Rizka Alvira
Tidak ada komentar