Legislator Franseska Julia Kolanus (FJK) akhirnya buka suara terkait ancaman PAW dari Ketua Demokrat Kota Manado, Noortje Van Bone.
Kepada Newsantara.id, FJK memberikan penjelasan sehingga kasus ini terbuka secara terang benderang, dan tidak menjadi bola liar.
Menurutnya, klarifikasi ini bertujuan agar masyarakat bisa tahu dan menilai sendiri, apa yang sebenarnya terjadi.
“Saya tidak berniat untuk menyerang siapapun termasuk Ibu Van Bone. Tapi inilah fakta apa yang sebenarnya terjadi,” ujarnya.
Secara blak-blakan Kolanus menyebut ada “settingan” yang dilakukan Noortje Van Bone, dalam mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan dirinya.
“Alasan pemberian SP1, karena Van Bone menganggap saya tidak mengikuti kegiatan Partai, padahal semua kegiatan saya ikuti,” katanya.
Bahkan pada saat memberikan klarifikasi terkait SP1, hanya amarah yang dia dapatkan dari Ketua Demokrat Kota Manado ini.
“Pada saat klarifikasi terkait SP1, Ibu Van Bone cuma marah-marah tanpa memberikan solusi apa yang harus saya lakukan,” bebernya lagi.
Terkait SP2, bukti-bukti lampiran juga hanya berupa foto dari media sosial facebook.
“Bukti SP2 itu ada foto saya bersama Ibu Walikota, dan foto saat kegiatan pembagian sembako terdampak Covid19,” ujarnya.
Kedua foto tersebut menurutnya, jauh sebelum adanya penetapan Calon Walikota Manado.
Lanjutnya, setelah adanya penetapan calon Walikota Manado, dia sudah tidak terlibat dan mendapat informasi dalam kegiatan Partai Demokrat.
“Sejak adanya penetapan, saya sudah tidak pernah dilibatkan lagi, semua informasi kegiatan terkirim langsung ke masing-masing anggota dewan, dan saya tidak pernah mendapat informasi itu,” tambahnya.
Lebih dalam kata Kolanus, dalam rapat fraksi pembahasan pencopotan dia sebagai Anggota Badan Anggaran DPRD, Kolanus tidak pernah mendapat undangan.
“Saya tidak diundang dalam rapat fraksi. Pencopotan saya dari Banggar DPRD saya tahu saat mengikuti paripurna melalui aplikasi zoom,” ujarnya.
Terkait SP3 dan Surat Percepatan Permohonan PAW ke DPP, Kolanus mengaku tidak mendapat tembusan.
“Saya cek ke rumah tidak ada surat yang masuk. Saya tahu hal ini karena ada orang di DPP yang menelpon,” ujarnya.
Dia menduga, ini sengaja supaya proses PAW cepat di DPP, tanpa sepengetahuan dia.
“Ini sangat licik. Mereka tidak beritahu, supaya saya tidak ada waktu untuk melakukan pembelaan diri.”
“Padahal selama ini saya menganggap Van Bone sebagai panutan dan pembimbing saya selama bersama PD,” pungkasnya.
FJK juga menyayangkan sikap Royke Anter selaku Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kota Manado, yang tidak bisa menjadi penengah dan terkesan lepas tangan.
Baca: Menolak Lupa, Demokrat Bukan Hanya Milik Satu Orang
Sekadar informasi, Franseska Kolanus merupakan kader potensial dan peraih suara terbanyak Partai Demokrat pada Pileg 2019.
Kolanus merupakan adik ipar dari Calon Walikota Manado dari Partai Nasdem, Paula Runtuwene.(oka)
Tidak ada komentar