Masyarakat Kelurahaan Paal Dua Kecamatan Paal Dua, Kota Manado mengirimkan pesan khusus kepada Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Evert Ernest Mangindaan, terkait terminal Liwas.
Hal ini terkait dengan pembangunan Terminal Liwas tersebut yang berbanderol puluhan miliar yang hingga kini tak jelas pengoperasiannya.
Yang memiriskan, kini terminal Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) tersebut justru dijadikan tempat untuk bermasyuk ria para sejoli untuk bermain cinta. Hampir setiap hari ada ‘mobil goyang’ para tuna susila yang terparkir di area terminal Liwas tersebut.
Marlin, Warga Perumahan Gerizim I yang berada di lokasi terminal kepada manadopedia.com mengatakan keresahannya terhadap kondisi ini. Dia mengaku sering melihat sepasang kekasih, parkir dan bercinta dalam mobil.
“Hampir setiap hari ada mobil bergoyang di area terminal baru Liwas. Bahkan sering terlihat anak usia sekolah yang datang bersama pasangannya di dalam mobil,” katanya, Kamis (28/2/2019).
Menurutnya, selama ini pihak pemerintah dan kepolisian tidak rutin melakukan operasi untuk mencegah hal tersebut terjadi.
“Pernah juga ada kasus perkosaan anak di dalam terminal. Sering juga lokasi terminal baru menjadi tempat anak-anak muda pesta miras dan balapan liar,” katanya.
Dia mengirimkan pesan kepada Wakil Ketua MPR, Evert Ernest Mangindaan yang menjadi tokoh di balik pembangunan ini.
“Waktu pak Mangindaan menjabat menteri perhubungan, beliau ingin terminal ini harus secepatnya dioperasikan. Namun, semenjak pak Mangindaan tak menjabat, terminal ini seperti terbengkalai,” jelasnya.
Hal yang sama dikatakan Her Lomboan salah satu pengendara transportasi online. Dia mengakui pemandangan ‘mobil goyang’ hampir selalu ditemui ketika mengantar atau menjemput penumpang di sekitar terminal.
“Paling banyak malam hari, mobil parkir dalam keadaan lampu mati tapi terlihat bergoyang,” katanya.
Dia meminta pihak kepolisian mulai dari Kepolisian Sektor Tikala hingga Polresta Manado untuk segera menjadwalkan operasi rutin di lokasi terminal.
Diketahui, Terminal AKAP Liwas dimulai pengerjaannya tahun 2013. Saat itu EE mangindaan menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Saat peletakan batu pertama pembangunan terminal AKAP Liwas, Mangindaan mengaku terminal ini menjadi salah satu ‘hadiah’ untuk warga Sulawesi Utara.
Mangindaan ingin Kota Manado terbebas dari kemacetan, dan warga Kota Manado, Minahasa dan Minahasa Utara bisa lebih efektif dalam melakukan perjalanan.
Ketika itu, Mangindaan meminta Pemprov Sulut dan Pemkot Manado untuk mengebut pekerjaan dan pengoperasian terminal ini. Ketua DPRD Kota Manado waktu itu, Danny Sondakh berjanji segera menyusun pembangunan jalan akses masuk/keluar terminal tersebut.
Pemprov Sulut pernah berjanji segera memindahkan terminal Paal 2 yang sudah semrawut ke Terminal Baru Liwas. Pemprov Sulut bahkan optimis tahun 2017 terminal tersebut sudah beroperasi.
Baca juga: Bandara Sam Ratulangi Tambah Terminal Internasional
Namun, lima tahun pembangunan terminal yang dibangun multiyears tersebut belum menunjukkan tanda-tanda akan dioperasikan.
Hingga kini belum ada pengerjaan jalan menuju ring road, yang bakal menjadi akses bus ke Minahasa dan Minahasa Utara. Pembebasan lahan untuk jalan dari ruas jalan Ranomuut hingga kini tak ada kejelasan.
Penulis: Kayla Carissa
Tidak ada komentar