Menteri Dalam Negeri melantik Lucky Harry Korah sebagai pejabat Gubernur Sulawesi Utara pada tanggal 17 Maret 2005.
Korah sangat berjasa dalam mempersiapkan Sulut menghadapi pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Sulawesi Utara. Itu adalah Pilkada langsung oleh rakyat untuk pertama kalinya.
Sarundajang lahir di Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara, 16 Januari 1945. Sinyo Sarundajang merupakan gubernur Sulut pertama pilihan rakyat secara langsung.
Dia menjabat Gubernur Sulut selama dua periode. Selain itu, Sarundajang juga pernah menjabat Walikota Bitung, Pejabat Gubernur Maluku. Sarundajang juga pernah menjabat sebagai Pejabat Gubernur Maluku Utara, Pelaksana tugas Walikota Manado.
Mamuaja diangkat menjadi Plt Gubernur untuk mempersiapkan Pilkada 2014.
Dia sebelumnya menjabat Sekretaris Provinsi Sulawesi Utara. Mamuaja juga pernah menjabat sebagai Pelaksana tugas Walikota Manado.
Sumarsono menjadi Pelaksana tugas Gubernur Sulawesi Utara untuk mempersiapkan Pilkada 2015.
Usai menjadi Plt Gubernur Sulut, Sumarsono menjadi Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta. Sumarsono juga merupakan pejabat Eselon I Kementerian Dalam Negeri.
Olly Dondokambey lahir di Manado, Sulawesi Utara, 18 November 1961. Dondokambey menjadi anggota DPR RI sejak tahun 2004. Dia juga kembali terpilih untuk ketiga kalinya periode 2014-2019.
Dari 560 anggota DPR, Olly menempati peringkat 7 wakil rakyat yang mendapat suara terbanyak. Dia meraup 237.620 suara.
Dondokambey juga memegang posisi strategis di partai terbesar PDIP , sebagai Bendahara Umum DPP PDIP. Olly kembali terpilih sebagai Gubernur Sulut untuk periode kedua dalam Pilkada serentak, 9 Desember 2020.
Dia adalah Penjabat sementara (Pjs) Gubernur Sulut dari Kementerian Dalam Negeri, untuk menghadapi Pilkada serentak. Fatoni masuk daftar gubernur Sulut ketika menjabat Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri.
Lelaki kelahiran Lampung ini kemudian menyerahkan tugas Gubernur kepada Olly Dondokambey usai mengakhiri masa cuti kampanye pada 5 Desember 2020.
Penulis: F. G. Tangkudung
Tidak ada komentar