Jelang hari H Pilgub Sulut 9 Desember 2020, jual beli serangan dan psywar antar pasangan calon, termasuk pendukungnya semakin frontal.
Tiga pasangan calon, Christiany Eugenia Paruntu- Sehan Landjar, Vonny Anneke Panambunan-Hendry Runtuwene, dan petahana Olly Dondokambey-Steven Kandouw yakin untuk tampil sebagai pemenang.
Newsantara.id coba membuat catatan sebagai edukasi politik melihat jernih konstelasi menit terakhir.
Melihat dukungan partai politik, dukungan untuk tiga pasangan ini bisa dipetakan sebagai berikut:
Pasangan Christiany Eugenia Paruntu- Sehan Landjar otomatis mendapatkan empat dukungan kepala daerah.
Paruntu adalah Bupati Minsel (Golkar) sedang Landjar adalah Bupati Boltim (PAN).
Dua kepala daerah lain yang turut mendukung adalah Bupati Sangihe (Jabhes Gaghana/ Golkar) dan Walikota Tomohon (Jimmy Eman/ Golkar).
Sementara Vonny Anneke Panambunan-Hendry Runtuwene usungan Nasdem secara teoritis akan didukung empat kepala daerah.
Panambunan sendiri adalah Bupati Minahasa Utara. Ada juga Bupati Talaud (Elly Lasut/ Nasdem), Walikota Bitung (Max Lomban/ Nasdem), dan Walikota Manado (Vicky Lumentut/ Nasdem).
Sedangkan Pasangan Olly Dondokambey mendapat dukungan dari Bupati Sitaro (Eva Sasingen/ PDIP), Bupati Minahasa (Roy Roring/ PDIP), Bupati Mitra (James Sumendap/ PDIP), Bupati Bolsel (Iskandar Kamaru/ PDIP) dan dan Bupati Bolmut (Depri Pontoh/ PPP).
Dua kepala yang tersisa adalah Bupati Bolmong, Yasti Soepredjo dan Walikota Kota Kotamobagu, Tatong Bara.
Agak unik, keduanya adalah mantan kader PAN lalu meloncat ke Partai Nasdem.
Baca: Eyang Dikepung 4 Kepala BMR, Rakyat Pilih Siapa?
Melihat dukungan partai, harusnya persaingan menuju Sulut 1 sengit untuk tiga paslon. Lebih ekstrem, jika itu melibatkan keterlibatan aparat dalam politik praktis.
Tapi, 3 bulan berjalan, banyak hal yang merubah konstelasi politik. Selain penampilan dalam tiga debat di KPU, beberapa parameter akhirnya mengerucutkan head to head antara dua pasangan calon.
Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Landjar menjadi pesaing serius untuk pasangan petahana Olly Dondokambey-Steven Kandouw dalam Pilgub 2020.
Hal ini bermula ketika suasana internal Partai Nasdem menjadi kurang kondusif.
Tersendatnya komunikasi Vonny Panambunan dengan sesama petinggi Nasdem, terlebih Ketua DPD Nasdem Sulawesi Utara Max Lomban, menjadi awal merosotnya dukungan untuk pasangan Vonny-Hendry.
Akibatnya, tidak ada instruksi tegas lewat garis komando partai sedari dini.
Padahal, ketokohan Max Lomban, Vicky Lumentut dan Elly Lasut begitu signifikan untuk mengerahkan dukungan suara.
Di sisi lain, kharisma Christiany Eugenia Paruntu dan kemampuan orasi Sehan Landjar juga mulai mendapat simpati banyak pihak. Masyarakat awam banyak teredukasi dengan materi kampanyenya.
Sesuai Daftar Pemilih Tetap (DPT), tiga pasangan calon ini akan memperebutkan 1.831.867 suara masyarakat Sulut.
Terlihat, usai perjalanan kampanye, pasangan Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Landjar kini mengandalkan ceruk massa mayoritas di Minsel (160.908), Bolmong Raya (410.548) dan Kabupaten Sangihe (106.168).
Khusus Bolmong Raya, ada catatan menarik. Dari observasi lapangan, tampaknya akan tersaji pertarungan rakyat versus elite, masyarakat lawan aparat.
Baca: Bolmong Raya Satu, 2021 Gubernur Baru:
Ini dominan dipengaruhi primordialisme masyarakat Bolmong Raya yang tak ingin meninggalkan perjuangan putra terbaik daerahnya, Sehan Landjar.
Sementara, empat kepala daerah BMR, tak berpihak kepada Landjar. Entah kebetulan semuanya kini kompak mendukung pasangan petahana.
Pasangan Olly Dondokambey-Steven Kandouw akan mengandalkan konstituen terbesarnya di Kabupaten Minahasa (248.003), Kabupaten Minahasa Tenggara (85.377) dan Sitaro (52.710).
Kabupaten Minahasa Utara (151.147), akan menjadi daerah pertarungan Olly Dondokambey-Steven Kandouw dan Vonny Anneke Panambunan-Hendry Runtuwene.
Meski tak menutup kemungkinan pasangan Paruntu-Landjar bisa meraih suara signifikan, karena dukungan mantan Bupati Sompie Singal dan Mantan Wakil Bupati Minut Joppy Lengkong.
Sama halnya Kota Tomohon (73.633), meski dikuasai Golkar, namun perlawanan massa PDIP cukup signifikan.
PRAKTIS tiga daerah yang awalnya milik Nasdem, akan coba diekspoitasi dua pasangan lain.
Lasut, Lomban dan Lumentut jelas akan menjadi tokoh kunci dan dirigen untuk menentukan irama massa.
Dalam suatu kesempatan, Elly Lasut sempat mengeluarkan pernyataan puas dengan kepemimpinan petahana.
Sebagian pihak menafsirkannya sebagai dukungan kepada pasangan ODSK.
Satu sisi, dia adalah kader Nasdem yang turut bertanggung jawab untuk memenangkan pasangan Vonny-Hendry.
Pun begitu dengan sang putri, Anggota DPR RI dari Partai Nasdem, Hillary Lasut.
Tapi, jangan lupa, Elly Lasut juga memiliki hubungan cukup dekat dengan Christiany Paruntu. Saat pelantikan Lasut di Kemendagri, tampak Paruntu turut hadir memberikan support.
Publik Talaud masih cukup ingat soal penundaan pelantikan Elly Lasut sebagai Bupati Talaud terpilih.
Perseteruan Olly dengan mantan Bupati sebelumnya Sri Wahyumi Manalip, juga bisa mempengaruhi elektabilitas petahana.
Makin pelik, Partai Berkarya yang cukup berpengaruh di Talaud adalah partai pendukung pasangan CEP-Sehan.
Elly Lasut diketahui menjadi ketua DPD Partai Berkarya Sulawesi Utara sebelum berlabuh ke partai Nasdem.
Jumlah pemilih Kota Bitung lumayan besar. Secara nurani, Walikota Bitung Max Lomban masih mendukung pasangan usungan partainya.
Yang menarik, menit-menit terakhir mulai terdengar jargon ‘Asal Bukan Dia’.
Tampaknya pendukung dua pasangan calon Walikota Bitung akan mengeroyok calon usungan PDIP di Pigub.
Dalam kacamata realistis, pasangan CEP-Sehan akan menuai untung. Swing Voters akan menjatuhkan pilihan untuk pasangan yang berpotensi mengalahkan petahana.
Kondisi terkini ibukota Provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak dan mayoritas pemilih rasional, tampaknya tak beda jauh dengan konstelasi di Kota Bitung.
Pendukung tiga pasangan calon Walikota akan mengepung jagoan PDIP di ajang Pilgub Sulut 2020. Jargon ‘Asal Bukan Dia’ bahkan lebih nyaring terdengar.
Jangan lupakan sosok Walikota Vicky Lumentut. Dia adalah politisi handal dengan perhitungan matang dan strategi mumpuni. Vicky juga begitu dekat dengan Christiany Paruntu.
Satu sisi, Lumentut punya bargaining, akan membuktikan kapasitasnya membawa pasangan calon walikota usungan Nasdem menjadi pemenang pemilihan walikota.
Melihat kondisi dan perhitungan di atas, adalah sebuah KEMUSTAHILAN jika satu pasangan calon Pilgub bisa memimpin hingga 70 persen.
Apalagi ada tiga paslon yang meramaikan persaingan Pilgub.
Hal itu mungkin terjadi jika pesaing tak memberikan perlawanan dan kekurangan sumber daya.
Massa swadaya yang menyemut di setiap kampanye bisa jadi acuan penilaian.
PADA akhirnya, satu hal yang harus para pendukung pahami, soal persentase partisipasi pemilih.
Pilkada dalam masa pandemi Covid 19 jelas akan mereduksi jumlah partisipasi pemilih sangat signifikan.
Perkiraan partisipasi pemilih Pilkada hanya akan berkisar 55-65 persen.
Hal ini harus diawasi ketat masyarakat dan perangkat pengawas, termasuk aparat hukum, karena sangat berpotensi menjadi CELAH kecurangan.
ODSK 2 Periode, PDIP Unggul Hitung Cepat
Catatan dan Rangkuman Usai Debat III Pilgub Sulut
Daftar Pemilih Tetap (DPT), Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) ‘siluman’ bisa menjadi alat penggelembungan suara, dengan menaikkan persentase partisipasi pemilih.
Tidak ada komentar