Catatan Ringan Usai Debat II Pilgub Sulut

F. G. Tangkudung
11 Nov 2020 23:52
Opini 0 111
3 menit membaca

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara kembali menyelenggarakan debat Pilgub antar pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Utara, Rabu (11/11/2020).

Pasangan Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Salim Landjar (1), Vonny Anneke Panambunan-Hendry Runtuwene (2) dan Olly Dondokambey-Steven Kandouw (3) tampil dengan visi dan misi masing-masing.

Baca; Catatan Ringan Usai Debat I Pilgub Sulut

Debat Pilgub kali ini mengangkat tema Kesejahteraan masyarakat, pendidikan dan penanggulangan kemiskinan, pendidikan dan teknoligi, UMKM dan Koperasi, Gender, Disabilitas dan anak.

Debat Pilgub ini tersiar oleh stasiun televisi nasional dan lewat media sosial KPU Sulawesi Utara.

Newsatantara.id mengulas ringan usai debat kedua yang terjadi antara tiga pasangan calon ini.

Visi dan Misi.

Pasangan calon nomor 1 terlihat mulai lepas ketimbang debat pertama. Dalam tayangan visual pasangan ini langsung mengambil inisiatif tampil ofensif dan memposisikan diri pro petani kelapa.

Pesan yang yang langsung sampai ke publik.

Selebihnya, visi dan misi masih pragmatis dan kontekstual. Menghapus kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, blablabla…

Pasangan calon nomor 2, masih seperti debat pertama. Pesan pasangan ini terkesan mengambang, karena penyampaiannya menggunakan diksi yang kurang terstruktur.

Inti yang bisa tertangkap, pasangan ini ingin lebih baik membangun Sulawesi Utara. Detailnya, kurang lebih sama dengan visi misi calon nomor 1.

Pasangan nomor 3, terlihat memamerkan data Badan Pusat Statistik, semua pencapaian yang telah tercapai selama empat tahun lebih memimpin Sulut.

Sesi Debat

Ada tiga poin menarik dalam sesi debat Pilgub ini. Pasangan petahana kali ini terkesan cukup tersudut.

Yang pertama adalah pertanyaan ofensif dari pasangan nomor 2, soal kualitas pendidikan Sulut. Hal ini berkaitan dengan peringkat hasil UNBK Nasional tahun 2019.

Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw mengakui Sulut menempati peringkat 30 dari 34 Provinsi.

Kenyataaannya, Provinsi Sulawesi Utara menempati peringkat 32 dari 34 Provinsi se Indonesia pada tahun 2019.

Sulut hanya unggul dari NTB dan Sulawesi Barat yang berada di peringkat paling buncit.

Meski Steven Kandouw dengan rinci menjelaskan sejumlah hal, pertanyaan ini cukup membuka mata publik Sulut, soal kualitas pendidikan Sulawesi Utara.

Yang Kedua, pertanyaan soal keberpihakan Pemerintah terhadap petani cengkih.

Jawaban Olly Dondokambey soal cengkih bukan lagi komoditas unggulan, mungkin sebuah realita dan sulit dipungkiri.

Namun, pemilihan kata saat menjelaskan, memberi kesan pemerintah saat ini cenderung pasrah dengan keadaan yang ada. Hal ini punya potensi melukai perasaan para petani cengkih.

Apalagi di sisi lain, pasangan nomor 1 mengambil posisi frontal yang berbeda dengan solusi pasangan nomor 3. Pasangan nomor 1 terlihat lebih punya energi untuk berjuang demi petani cengkih dan kopra.

Yang Ketiga dan cukup menyita perhatian bagi mereka yang jeli. Sebenarnya pertanyaan menyangkut soal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Namun, Vonny Panambunan menjawab blak-blakan dengan menyerempet bicara tentang ‘berbagi’ dengan masyarakat. Hal ini soal kunjungan wisatawan ke Sulawesi Utara.

Vonny Panambunan dengan gamblang mengatakan, hal itu harusnya menjadi keuntungan bagi banyak pihak, bukan untuk keuntungan diri sendiri.

Rumor yang cukup hangat, paket wisata yang ditawarkan untuk para wisatawan yang berkunjung ke Sulut, ‘disetting’ agar menggunakan transportasi dan singgah di restoran diduga milik salah satu calon.

Debat kali ini, terlihat aktif dan lebih panas diwarnai peredebatan soal status quo versus perubahan. 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *