Catatan dan Rangkuman Usai Debat III Pilgub Sulut

F. G. Tangkudung
18 Nov 2020 03:10
Opini 0 111
4 menit membaca

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara kembali menyelenggarakan debat III pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Utara, Selasa (17/11/2020).

Tiga pasangan calon yang tampil adalah pasangan Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Salim Landjar (1), Vonny Anneke Panambunan-Hendry Runtuwene (2) dan Olly Dondokambey-Steven Kandouw (3).

Mereka berusaha tampil maksimal menggunakan panggung debat terakhir ini untuk meperebutkan suara pemilih.

Debat pamungkas mengangkat tema ‘Menuju Sulut aman dan tertib yang berkeadilan dalam bingkai NKRI. (Pemerintah daerah, Supremasi hukum, politik, keamanan dan bebas korupsi)’.

Dalam sesi penyampaian visi misi, ketiga pasangan calon cukup baik ‘menjanjikan’ sesuatu untuk rakyat Sulut lima tahun ke depan.

Pasangan nomor satu, mencoba memperluas kantong suaranya dengan menyatakan diri bersama nelayan. Inisiatif yang jelas bakal mendapat simpati yang luas.

Baca: Pilih Mana, Jadi Orang HEBAT atau Orang BAIK?

Catatan Vulgar Pilgub Sulut, Edukasi Politik Masyarakat

Paslon nomor dua, kembali dengan ‘gaya khasnya’. Tanpa mengecilkan pasangan ini, publik sudah menyimpulkan, arena debat bukan media yang tepat untuk mereka dalam meraup simpati masyarakat Sulut.

Namun, satu hal yang mencolok dari pasangan ini, sejak debat pertama terlihat konsistensi dan keberanian Vonny Anneke Panambunan dalam membuka ‘aib’ pasangan petahana.

Pun dalam debat III ini, Panambunan mempertanyakan pembagian bantuan pemerintah pusat lewat pemerintah provinsi yang terkesan pilih kasih politik. VAP juga menyinggung soal nepotisme.

Sementara pasangan nomor tiga, kembali memamerkan kinerjanya lima tahun berjalan. Sejumlah prestasi dan rencana program kerja untuk lima tahun ke depan

Dalam sesi tanya jawab, ada momen menarik, ketika Steven Kandouw mencoba memberikan pertanyaan ‘jebakan’ soal urusan pemerintahan konkuren.

Sayang, jebakan itu tak memakan korban. Sehan Landjar justru melahap santai pertanyaan tersebut. Pasangan nomor dua yang sudah ‘ngeh’ juga ikut lepas dari jebakan itu.

Steven Kandouw dalam debat kali ini memang terlihat begitu ‘ofensif’. Ketika kebagian pertanyaan lagi, dia menyerang dua pasangan pesaing soal korupsi yang terjadi di Minsel dan Minut sesuai tema debat.

Calon Gubernur nomor satu, Christiany Eugenia Paruntu cukup sigap menjawab. Dia menjelaskan ihwal kejadian yang melibatkan sejumlah mantan anak buahnya.

Selanjutnya, giliran Vonny Anneke Panambunan. Jawabannya begitu menyita atensi publik, mengingat keterkaitannya dengan Kasus Korupsi Pemecah Ombak di Minahasa Utara.

Vonny menceritakan runut kejadian yang selalu menyudutkan namanya. Meski begitu, penjelasannya agak berbeda dengan fakta persidangan keterangan para terpidana kasus tersebut.

Hal menarik lain dan cukup berkesan adalah sesi kalimat penutup.

Pasangan nomor satu konsisten memperjuangkan komoditas andalan Sulut cengkih, pala dan kelapa. Pasangan ini juga melantangkan pekikan ‘Hidup petani, Hidup nelayan’.

Paslon nomor dua, bicara tentang Sulut diberkati untuk memberkati serta mengajak para investor jika mereka terpilih.  

Pasangan nomor tiga pun tampil baik dalam kalimat penutup. Olly Dondokambey memamerkan hasil kerjanya serta menjanjikan program lima tahun berikut jika terpilih lagi.

Dondokambey juga bicara tentang persatuan untuk keberagaman dan perbedaan masyarakat Sulawesi Utara.

RANGKUMAN Usai Tiga Debat

Dalam tiga kali debat Pilgub Sulut yang dilangsungkan KPU, ada beberapa hal yang bisa dirangkum untuk tiga pasangan peserta.

CEP-Sehan memposisikan diri sebagai pejuang petani dan nelayan.

Momennya ketika ‘blunder’ gubernur petahana Olly Dondokambey dalam memilih diksi, saat menyampaikan cengkih bukan lagi menjadi komoditas unggulan Sulut.

Kalimat itu jelas bisa menggerus suara ODSK karena berpotensi melukai perasaan para petani cengkih.

Pasangan CEP-Sehan mengusung tagline ‘Sulut Bangkit’ untuk frontal dengan petahana, melakukan perubahan radikal.

VAP-Hendry, tampil blak-blakan meski rangkaian kalimatnya sangat kacau untuk debat resmi.

Mengidentikkan diri sebagai figur rohaniwan dan lekat dengan ayat kitab suci. ’Diberkati untuk memberkati‘ menjadi slogannya.

Dalam tiga debat, Vonny Panambunan konsisten dan berani ‘menguliti’ pasangan petahana. Cukup banyak hal yang terungkap ke publik berkat kevokalannya.

OD-SK, sebagai petahana bisa memamerkan sejumlah raihan prestasi dan penghargaan. Jelas banyak pembangunan yang telah ODSK laksanakan.

‘Sulut Hebat, lanjutkan’ menjadi kalimat yang melekat dengan pasangan ini.

Penyeimbangnya, ada banyak kritikan, koreksi dan evaluasi, karena pasangan ini sudah menjabat lima tahun.

Baca: Menolak Lupa, ODSK Ganti Slogan Torang Samua Basudara

Baca: Menolak Lupa, Sulut Peringkat 31 dari 34 di PON 2016

Hal ini juga yang terjadi usai melewati tiga debat. Pasangan nomor tiga menjadi sasaran bombardir, terlebih dari calon gubernur nomor urut 2, Vonny Panambunan.

Sejumlah hal terkuak dan cukup membelalakkan mata publik selama tiga debat.

  • Kasus stunting atau gagal pertumbuhan pada anak (tubuh dan otak) ternyata masih banyak terjadi di Sulawesi Utara.
  • Kualitas pendidikan terkait Hasil UNBK SMA Sulut yang menempati Peringkat 32 dari 34 Provinsi se-Indonesia pada tahun 2019.

Ada juga beberapa hal yang disentil Panambunan, meski tak detail. Namun itu cukup mengernyitkan dahi publik dan mendatangkan rasa kepo.

  • Lihat saja pernyataan VAP tentang adanya broker cengkih dan kelapa.
  • Atau pertanyaan soal perizinan lingkungan hidup yang dikangkangi.
  • Juga soal bantuan pusat yang terkesan pilih kasih politik
  • Terakhir, praktik nepotisme dalam penentuan jabatan di Pemprov.    

Tapi, yang sangat mengundang tanya publik adalah soal pernyataan Panambunan tentang ‘berbagi dengan masyarakat’.

  • Hal ini soal kunjungan wisatawan ke Sulawesi Utara yang semestinya menjadi berkat untuk banyak orang bukan demi keuntungan pribadi.

Informasi berkembang, paket wisata untuk para wisatawan yang berkunjung ke Sulut, ‘disetting’ agar menggunakan transportasi dan singgah di restoran diduga milik Olly Dondokambey. 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *