Candi Borobudur merupakan salah satu ikon kekayaan sejarah milik Indonesia. Bangunan ini berada di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini kini menjadi destinasi wisata sejarah dan ziarah umat Budha dari seluruh dunia.
Melihat bangunan ini memang mengundang decak kagum dan banyak pertanyaan. Mulai arsitektur, pengerjaan hingga waktu pembangunan.
Candi Borobudur masuk Guinness World Record sebagai candi Budha terbesar di dunia. Bangunan ini memiliki dimensi tinggi sekitar 113 kaki atau 35,4 meter dengan luas alas bujur sangkar 121,66m x 121,38m.
Pembangunan candi ini mulai pada abad ke-8 pada masa Dinasti Syailendra dan selesai pada masa pemerintahan Raja Samaratungga. Butuh hampir seratus tahun untuk menyelesaikan bangunan tersebut.
Bentuk bangunan ini seperti punden punden berundak, semakin ke atas semakin mengecil. Candi ini tersusun dari dua juta balok batu vulkanik lengkap dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang, 1 stupa induk lengkap dengan 2.672 panel relief.
Sepuluh tingkatannya juga menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva untuk mencapai kesempurnaan menjadi Budha. Candi Borobudur juga melambangkan tiga tingkatan spiritual dalam kosmologi Budha yakni Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu.
Tingkatan tertinggi atau teratas dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Relief yang terpahat di candi ini secara runtut mengisahkan Karmawibhangga, Lalitawistara, Jataka dan Awadana, Gandawyuha yang ada dalam ajaran Budha.
Pada tahun 1931, seniman dan arsitektur Hindu Budha, W.O.J. Nieuwenkamp berpendapat jika Candi Borobudur awalnya berdiri di atas danau kering yang melambangkan bunga teratai mengapung.
Thomas Stanford Raffles bersama pasukannya menjadi orang berjasa dalam sejarah penemuan bangunan Candi Borobudur pada tahun 1814. Kisahnya tercatat dalam buku tulisannya berjudul The History of Java.
Candi Borobudur sudah beberapa kali mengalami pemugaran tanpa mengubah substansi dan inti bangunan sebenarnya. Pemugaran pertama pada tahun 1973 dan selesai 1984, era Presiden Soeharto.
Pada 21 Januari 1985, Husein Ali Al Habsyie menjadi dalang pengeboman candi ini yang mengakibatkan sembilan stupa rusak.
Pada tahun 1991, UNESCO menetapkan Candi Borobudur Indonesia sebagai Situs Warisan Dunia dalam kriteria Budaya mewakili Mahakarya kreativitas manusia yang jenius.
Kala itu debu vulkanik setebal 2,5 cm menutupi candi dengan ketebalan 2,5 sentimeter. UNESCO menyumbang dana USD 3 juta dollar untuk membersihkan candi dari endapan debu vulkanik. Proses pemugaran berjalan selama 6 bulan. Kurang lebih 55.000 balok batu candi dibongkar untuk memperbaiki drainase yang tersumbat akibat lumpur debu vulkanik.
Artefak asli kini menjadi koleksi sejumlah museum dunia. Koleksi aslinya dari candi Borobudur bisa terlihat di Museum Karmawibhangga Indonesia, Museum Nasional Indonesia, Tropenmuseum Amsterdam, Museum Nasional Bangkok dan British Museum. Ada juga replikanya di Museum Louvre Prancis, Museum Agama Dunia Taipei dan Museum Negara Malaysia.
Yang menarik, pada tahun 2000, New Seven Wonders sebuah yayasan di Swiss menggelar voting untuk mencari tujuh keajaiban dunia yang baru, menggantikan tujuh keajaiban dunia lama yang kini tinggal menyisakan Piramida Giza di Mesir.
Baca: Hotel.co.id Situs Cari Hotel Murah Terbaik Rekomendasi 2023
Rekomendasi Jasa Epoxy Lantai Murah Berkualitas Bagus dan Awet
Sayang setelah melewati dua fase voting, Candi Borobudur harus terleminasi. Tujuh situs yang akhirnya terpilih sebagai tujuh keajaiban dunia baru adalah Colosseum, Machu Picchu, Tembok Besar China, Taj Mahal, Patung Kristus Brazil, Petra Yordania dan Chichen Itza. (fgt).
Tidak ada komentar