Cakalang dan Tuna Manado Favorit di Tiongkok

F. G. Tangkudung
18 Nov 2018 00:49
Berita 0 184
2 menit membaca

Negara Cina (Tiongkok) kini menjadi negara terdepan tujuan ekpor Sulawesi Utara. Hal itu dengan tingginya permintaan hasil bumi Sulut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, pada Bulan September 2018 nilai ekspor produk Sulut ke Cina mencapai 15,34 persen.

Kepala BPS Sulut, Ateng Hartono menyebut dari total Negara tujuan ekspor Sulut, Cina tak tertahan untuk menjadi yang terdepan.

“Cina banyak permintaan ke kita. Nilai ekspor mereka pada Bulan September lalu  mencapai nilai 11,86 juta US Dollar,” katanya kepada media, Jumat (16/11/2018).

Menurut Ateng, dari semua produk yang dikirim ke Cina, paling laris yang diminta adalah hewan nabati dan lemak. Pemintaan Negara Cina terutama adalah produk ikan segar seperti cakalang dan tuna sangat tinggi.

Dengan demikian Cina berhasil menyalip Belanda yang sebelumnya menjadi Negara tujuan ekspor Sulut.

“Permintaan Cina dalam beberapa bulan terakhir sangat tinggi, bahkan melampaui Belanda dan Jepang,” ujarnya.

Data BPS menunjukkan, Jepang menjadi Negara kedua dengan total ekspor 11,732 juta US Dollar (15,18 persen). Kemudian Belanda dengan total 11,626 juta US Dollar (15,04 persen).

Dari semua ekspor Sulut ke luar negeri, Pelabuhan Bitung menjadi jalur terbanyak ekspor. Tercatat, 50 persen nilai ekspor Sulut melalui pelabuhan ini.

Pelabuhan Bitung melakukan ekspor sebesar 37,809 juta US Dollar, disusul pelabuhan Amurang senilai lebih dari 8,765 juta US Dollar.

Sedangkan total ekspor non migas Sulut adalah 46,692 juta US Dollar ( 60,40 persen), dan Bandara Sam Ratulangi sebesar 0,15 persen atau sebesar 117 ribu US Dollar.

Selain naiknya nilai ekspor, impor Sulut juga mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Bila dibandingkan dengan Bulan Agustus 2018, kenaikan impor di Bulan September sangat tinggi hingga mencapai  37,56 persen.

Kenaikan Ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017 lalu yaitu sebesar 6,42 persen. Untuk komiditi impor ke Sulut, bahan bakar mineral masih teratas dengan total 12,696 juta US Dollar (33,80 persen).

Besi baja berada diposisi delapan dengan total impor senilai 180 ribu US Dolar (0,48 persen). Lalu bahan kimia dan organik dengan nilai 149 ribu US Dollar (0,40 persen), dan produk keramik senilai 117 ribu US Dollar (0,31 persen).

Penulis : Lala Nvidia

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *