Bukit Kasih, Objek Wisata Simbol Toleransi di Sulawesi Utara

Bang Kipot
4 Nov 2020 14:25
Manadopedia 0 1041
3 menit membaca
Jika berkunjung ke Sulawesi Utara, tak lengkap jika wisatawan tak berkunjung ke Bukit Kasih, Kabupaten Minahasa.

Bukit Kasih berada di Desa Kanonang Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa atau kurang lebih 55 km dari Kota Manado.

Bukit tersebut adalah lahan luas yang penuh belerang aktif. Tak heran jika anda berkunjung, aroma dan uap hangat dari belerang akan menjadi bagian dari perjalanan anda.

Wisatawan akan melihat hamparan hijaunya alam Tanah Minahasa di sekeliling bukit. Pemandangan sapi-sapi yang bebas mencari rerumputan juga menambah tingkat orisinalitas wisatawan melihat alam pedesaan.

Baca: Tinutuan, Bubur Kaya Gizi Favorit Orang Diet

Bukit Kasih menjadi taman miniatur yang melambangkan  kerukunan dan toleransi masyarakat yang ada di Sulawesi Utara.

Bukit yang berada di kaki Pegunungan Rindengan, anak Gunung Soputan ini merupakan peninggalan historis dan konseptual dari mantan Gubernur Sulut (Alm) Adolf Jouke Sondakh, tahun 2002.

Karena jasanya, bukit yang menjadi objek wisata religi tersebut, masuk usulan menjadi nama Bukit Kasih AJ Sondakh.

Bukit kasih kini mempunyai luas lahan total 12,2 Hektare setelah tahun 2015  wilayahnya menjadi lebih luas oleh Menteri Kehutanan.

Bukit kasih memang menggambarkan kehidupan masyarakat Sulut yang beragam suku dan lintas agama namun sangat rukun.

Persatuan dan kesatuan masyarakat Sulut sangat kuat karena besarnya rasa saling menghargai serta toleransi yang tinggi menyikapi perbedaan.

Tepat di puncak Bukit, ada tempat ibadah yang ada di Indonesia yakni Masjid, Gereja, Pura dan Vihara yang saling bersisian.

Hal itu melambangkan masyarakat Sulut yang lintas agama selalu hidup berdampingan, berjalan bersama saling bergandengan tangan tanpa adanya permusuhan.

Untuk mencapai puncak bukit, pengunjung harus siap fisik untuk menaiki 2435 anak tangga.

Sebelum menaiki anak tangga, ada sebuah tugu dengan tinggi 20 meter tepat di tengah lahan.

Puncak tugu ada simbol burung merpati yang hinggap di bola dunia. Hal ini melambangkan perdamaian di bumi.

Tugu tersebut dibuat lima sisi yang setiap sisinya bertuliskan pesan bijak dari lima agama.

Objek wisata Bukit Kasih juga menjadi ladang berkat buat masyarakat setempat di Desa Kanonang. Mereka berjaga di pintu gerbang dengan tarif masuk Bukit kasih yang terjangkau.

Masyarakat juga menyediakan aneka jajanan atau suvenir untuk pengunjung.

Wisatawan bisa menikmati makanan khas Sulawesi Utara, termasuk telur rebus dari air panas alam. Jika kuat, wisatawan bisa sekadar merendam kaki di kolam air belerang.

Di salah satu sudut bukit, ada pahatan dua wajah yang mirip Toar dan Lumimuut. Kedua tokoh ini menjadi legenda sebagai nenek moyang orang Minahasa.

Bagian tertinggi bukit, ada salib putih raksasa yang bisa terlihat lebih dari 30 km sepanjang jalan menuju Bukit Kasih dari arah Manado.

Bukit Kasih kini bukan sekadar objek wisata, namun lebih dari itu sudah menjadi ikon Sulawesi Utara.

Hal ini memang sangat beralasan melihat kehidupan masyarakat Sulut yang sangat rukun dan damai.

Penghargaan dari SETARA Institute di akhir tahun 2017 untuk Kota Manado dan Sulut pada umumnya, sebagai Kota paling toleran, menjadi bukti sahih kerukunan antar umat beragama di Sulut.

Dalam kondisi Bangsa Indonesia yang kini dihadapkan pada ‘krisis toleransi’, Sulawesi Utara selalu menjadi daerah terdepan menjadi pelopor dan teladan soal kerukunan dan toleransi.

Penulis: F. G. Tangkudung

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *