Alarm kekalahan ODSK akan meraung jika tingkat partisipasi pemilih Bolmong Raya berada di atas 75 persen dan pemilih pasangan CEP-Sehan Landjar di angka rata-rata 70 persen.
TIGA pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Sulut 2021-2024 kini menatap hari penentuan.
Baca: Bogani, Tokoh Paripurna Pemimpin Rakyat
Christiany Eugenia Paruntu- Sehan Salim Landjar (1), Vonny Anneke Panambunan -Hendry Runtuwene (2) dan Olly Dondokambey-Steven Kandouw (3) terus berlomba mencari dukungan.
Mereka masif bergerilya mencari dukungan hingga ke pelosok, meski sebelumnya tempat itu enggan didatangi.
Semua hanya untuk satu tujuan, menebar pesona untuk menuai simpati, meraup suara demi menuju pucuk eksekutif. Bahkan tak jarang ada yang memelas, memaksa atau berjanji tak masuk akal.
Ini membuat konstelasi politik dan dukungan suara makin fluktuatif.
Newsantara.id coba melakukan hitungan menggunakan metode matematika politik membuat peta suara terbaru.
Metode ini menggunakan hasil observasi dan analisa dengan parameter Data KPU hasil Pilgub 2015, Pilkada 2018, Pileg 2019 dan perkembangan konstelasi politik terkini dengan sejumlah variabel, menggunakan data per 19 November 2020.
Dari hasil olah data, hasilnya cukup mengejutkan.
Pasangan nomor satu CEP-Sehan kini melampaui perolehan suara petahana ODSK. Persentase suara CEP-Sehan (47%) kini unggul 5 persen dari ODSK (42%).
Terlihat dukungan untuk pasangan ODSK relatif stagnan cenderung menurun. Sebaliknya, pasangan CEP-Sehan punya tren menanjak, terlebih usai melewati tiga debat.
Dari data, pemilih baru yang sebelumnya adalah kelompok swing voters lebih banyak menjatuhkan pilihan ke pasangan CEP-Sehan.
Yang menyedihkan, Pilgub Sulut 2020 kali ini marak terjadi fitnah, hoax dan black campaign di media sosial. Hal tersebut bisa mempengaruhi sikap pemilih.
Deskripsi Hitungan (Lihat Tabel)
Kota Manado, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Bolmong menjadi daerah dengan jumlah pemilih terbesar. Menyusul Kabupaten Minsel, Kabupaten Minut dan Kota Bitung.
Perseteruan Olly Dondokambey dengan mantan Bupati Sri Wahyumi Manalip dan tertundanya pelantikan bupati menjabat Elly Lasut, cukup diingat publik Talaud.
Pernyataan Elly Lasut yang mendukung Olly Dondokambey, juga terbaca sebagai ungkapan pragmatis ‘main aman’ ala politisi atau ‘politik dua kaki’.
Bisa jadi, Elly Lasut tidak full power mendukung ODSK, mengingat ketarkaitannya dengan partai Berkarya, yang cukup memiliki massa di Talaud.
Jangan lupa, hubungan erat Elly Lasut dengan Partai Golkar dan CEP sebelum penetapan pasangan calon Pilgub.
Sama halnya dengan langkah sang anak, Hillary Lasut yang katanya siap memimpin milenial Sulut, tampaknya tak akan banyak mendongkrak suara untuk pasangan VAP-Hendry.
Winsulangi Salindeho-Jabes Gaghana Cs diperkirakan bisa menjinakkan hadangan kekuatan tim Andi Silangen-Helmud Hontong.
Faktornya adalah Bupati Eva Sasingen yang kini mulai mendapat resistensi dari masyarakat.
Faktor lain, konsentrasi Toni Supit juga kini terbagi. Kabarnya, dia lebih fokus memenangkan calon di daerah lain.
Hal ini cukup baik digunakan tim sukses pesaing, sebagai sebuah peluang.
Ketokohan Maurits Mantiri dengan mesin partai pendukung ODSK, cukup masif bergerak meraih simpati.
Tersendatnya komunikasi antara ketua DPD Nasdem Sulut Max Lomban dengan VAP, membuat suara VAP-Hendry akan tergerus, dan berpindah ke lain paslon.
Faktor lain, loyalis Golkar-PAN yang satu, akan mendongkrak suara untuk CEP-Sehan.
Kemenangan ODSK di tanah asalnya kemungkinan cukup mutlak.
Yang menarik, Suara CEP-Sehan akan bersaing di kandang milik dua pasangan kompetitor. Hal ini tak lepas dari ketokohan Sompie Singal dan Joppy Lengkong.
Suara VAP-Hendry juga akan merosot imbas tiga debat.
Ada kecenderungan, pemilih JGKWL tidak otomatis akan memilih ODSK.
Kantong suara paling besar dengan mayoritas pemilih paling rasional. Banyak swing voters yang mengaku akan menentukan pilihan jelang hari H.
Isu primordialisme masih cukup kuat menjadi alasan pemilih.
Faktor Imba Rogi ternyata tak cukup menggerakkan suara para loyalisnya dulu. Observasi di Lorong Karona yang notabene basis loyalis Imba, justru pemilihnya beragam, tidak dominan.
Jangan lupa, hubungan erat Vicky Lumentut dengan CEP.
Meski berasal dari Nasdem, sudah menjadi rahasia umum, komunikasi VAP-Hendry tak berjalan bagus dengan para petinggi Nasdem.
Walaupun ODSK unggul, secara umum perolehan suara CEP Sehan-ODSK diperkirakan akan relatif imbang.
Suara pasangan CEP-Sehan dan ODSK tidak akan terpisah margin persentase dua digit.
Hal ini tak lepas faktor ROR-RD dan James Sumendap.
Tapi kehadiran Jantje Wowiling Sajow (JWS) dan Tonny Hendrik Lasut (THL) akan membuat pasangan CEP-Sehan mencuri suara seoptimal mungkin.
Jangan lupa, pernyataan ‘blunder’ ODSK dalam debat soal cengkih sangat berpengaruh bagi pemilih rasional.
Melihat keterwakilan para kontestan, sisi primordialisme mungkin bakal sangat mempengaruhi. Mayoritas suara itu kemungkinan besar akan menyasar CEP-Sehan.
Tema Putra Daerah Vs Pemekaran BMR akan menjadi isu seksi demi menggaet pemilih.
Terbaru, janji ketua DPRD Sulut untuk putra Bolmong, yang lepas di menit akhir, cukup mempengaruhi batin warga Bolmong Raya.
Alarm kekalahan ODSK akan meraung jika tingkat partisipasi pemilih Bolmong Raya berada di atas 75 persen dan pemilih pasangan CEP-Sehan Landjar di angka rata-rata 70 persen.
Artinya jika suara CEP-Sehan di Bolmong Raya unggul signifikan, pasangan petahana bakal tumbang.
HITUNGAN di atas hanya menggambarkan peta suara riil yang terjadi saat dipublikasikan, (Kamis 19/11/2020).
Bisa jadi hasil ini sudah berbeda dengan hasil penghitungan suara nanti, Banyak faktor yang bisa membuat pemilih mengalihkan dukungan.
Ada tiga hal yang sangat mempengaruhi pemilih yakni money politics, intimidasi aparat pemerintahan dan ketidaknetralan perangkat penyelenggara pemilu.
Masih 20 hari menuju hari H. Dalam politik, semua hal masih bisa terjadi. Setiap menit hingga detik terakhir sebelum TPS dibuka, konstelasi bisa selalu berubah.
Biar waktu yang akan menjawab.
Hasilnya nanti akan tersaji tanggal 9 Desember nanti.
Tidak ada komentar