Dari pantauan Manadopedia, hingga Senin (18/12/2017) sejumlah warga di beberapa lokasi masih terlihat membersihkan rumah sisa terjangan banjir.
Patriot Umboh, warga Ranotana mengaku harus bolos kerja karena masih membersihkan tempat kosnya yang kebanjiran.
Dia sempat curhat, jika pemerintah masih lambat memberikan bantuan tehadap korban banjir. Padahal barang-barang mereka hanyut karena saat banjir melanda semua penghuni kos masih di tempat kerja.
Dia bahkan menyindir, mungkin jika banjir terjadi pada waktu dekat Pilkada atau Pilcaleg pasti akan banyak tokoh daerah yang datang melihat.
“Di sini ada sepuluh rumah yang dilanda banjir dengan tinggi air hampir dua meter. Sebagian besar barang kami tak tersisa, namun pemerintah kurang tanggap. Mungkin karena ‘suara’ kami sedikit,” katanya diikuti tawa terkekeh sambil melanjutkan pekerjaannya.
Diketahui, hujan lebat disertai angin keras dan petir menerjang Kota Manado, Sabtu (16/12/17). Akibatnya terjadi banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah.
Daerah yang terdampak parah di antaranya Kelurahan Taas, Perkamil, Malendeng, Dendengan Dalam, Dendengan Luar, Ketang Baru, Banjer, Bumi Nyiur, Ternate Tanjung dan Kelurahaan Ranotana. Selain itu ada juga Kelurahan Pakowa, Karame, Singkil, Pinaesaan, Karame, Ternate Baru dan Komo Luar. Ribuan warga diperkirakan menjadi korban banjir Manado di penghujung tahun 2017 ini.
Badan SAR Manado menjelaskan, titik longsor yang parah ada di Malendeng serta ruas jalan Manado-Tomohon. Untuk korban hanyut, Badan SAR sudah berhasil menemukan korban kedua dari tiga anak yang dilaporkan hilang.
Tiga anak tersebut adalah Mudafar Hanapuava (3), Rayhan Idji (4) dan Marsela Gumansalangi (5). Korban Mudafar Hanapuava berhasil diselamatkan tak lama dikabarkan hanyut. Sedangkan Marsela ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
“Korban anak hanyut Marsela, sudah ditemukan di seputaran Malvinas Paal Empat, Minggu (17/16), sekitar pukul 11.30 Wita, dengan kondisi sudah meninggal,” jelas Humas Basarnas Manado, Fery Ariyanto.
Korban Rayhan Idji (4) hingga saat ini masih terus dicari Badan SAR dibantu TNI, Polri dan sejumlah masyarakat setempat.
Korban Rayhan dan Mudafar disebutkan jatuh ke sungai ketika keduanya berusaha mengambil sandal yang jatuh ke sungai. Sementara korban Marsela saat itu bersama kedua orang tuanya sedang naik motor ketika diterjang longsor di Malendeng. Nahas, ketika terjatuh tubuh gadis cilik tersebut terpental ke sungai dan langsung terbawa arus deras.
Baca: Kota Manado Lumpuh Diterjang Banjir dan Longsor
Sehari sebelumnya, kabar duka juga datang akibat hujan yang turun di Kota Manado. Lelaki bernama Supriyanto Jumantoro (43) warga Dendengan Luar Lingkungan IV tewas karena tersengat listrik Jumat, (15/12/2017).
Kasubag Humas Polresta Manado AKP Roly Sahelangi menjelaskan, korban saat itu sedang duduk di dekat tiang listrik ketika terjadi musibah tersebut.
Korban diduga kesetrum lewat aliran air dari hujan yang turun. Menurutnya, warga sekitar sudah seringkali melihat percikan api di tiang listrik tersebut ketika hujan turun.
Keluhan tersebut sudah dilaporkan ke pihak PLN namun belum sempat diperbaiki.
Korban yang sempat dilarikan ke Rumah Sakit Permata Bunda akhirnya meninggal dunia setelah mengalami luka bakar serius di tubuhnya.
Penulis: Fathur Ridho
Tidak ada komentar